[JAKARTA] Menteri Pertanian (Mentan) Amran Sulaiman mengatakan, pengembangan lahan rawa merupakan komitmennya untuk mempercepat pemenuhan kebutuhan perluasan tanam dalam waktu dekat ini.
Pengembangan lahan rawa ini dikelola melalui optimasi lahan yang diharapkan dapat meningkatkan indeks pertanaman dan produktivitas.
“Kemarau seperti sekarang ini justru jadi berkah bagi para petani di lahan rawa. Rawa yang surut membuat petani bisa bercocok tanam padi dan palawija, musim kemarau bisa dimanfaatkan semaksimal mungkin karena hama lebih sedikit, sinar matahari cukup baik untuk fotosintesis dan proses pengeringan. Jadi kualitas gabah lebih baik". ujar Mentan Amran.
Hal senada disampaikan Kepala BPPSDMP, Idha Widi Arsanti pada agenda Ngobrol Asyik (Ngobras) volume 28, Selasa (03/09/2024) yang bertemakan Teknik Konservasi Tanah dan Air untuk Mempertahankan Produktivitas Lahan.
Pada arahannya Kepala BPPSDMP mengatakan sebagai bangsa yang bergantung pada sektor pertanian, kita menghadapi tantangan besar dalam menjaga produktivitas lahan kita di tengah perubahan iklim dan kerusakan lingkungan. Salah satu langkah strategis yang harus kita lakukan adalah menerapkan teknik konservasi tanah dan air dengan sungguh-sungguh.
“Pertama, mari kita pahami bahwa konservasi tanah dan air bukanlah opsi tambahan, melainkan kebutuhan dasar. Kedua, penerapan teknik seperti terasering, sistem agroforestri, tanaman penutup, dan pembajakan kontur harus menjadi bagian integral dari praktik pertanian kita. Ketiga, adopsi metode mulsa dan pemanfaatan air hujan. Keempat, melakukan pendidikan dan pelatihan kepada petani tentang pentingnya konservasi tanah dan air. Kelima, dukungan kebijakan dari pemerintah sangatlah penting”. jelas Kepala BPPSDMP.
Kepala BPPSDMP berharap agar penyuluh menyimak dan mendengarkan dengan baik apa yang disampaikan oleh Narasumber, kemudian menyampaikannya kepada para petani, Penyuluh pertanian merupakan garda terdepan dalam memberikan pendampingan kepada petani untuk mendesiminasikan informasi dan edukasi yang tepat kepada kelompok tani binaannya masing-masing.
Sementara itu narasumber Ngobras, Anita Juli Friska, perwakilan dari Direktorat Prasarana dan Sarana Pertanian mengatakan konservasi tanah dan air merupakan upaya untuk mempertahankan, meningkatkan dan/atau mengembalikan daya dukung lingkungan dalam pemanfaatan sumber daya alam secara berkelanjutan.
“Konservasi tanah dan air memerlukan dukungan teknologi, manajeman (pengelolaan) dan peranserta masyarakat. Upaya konservasi tanah dan air perlu mempertimbangkan penghidupan masyarakat pelaku konservasi dari usahatani yang dapat dilakukan pada lahan konservasi”. ujar Anita Juli Friska.
Lebih lanjut Anita Juli Friskia mengatakan bahwa Teknologi Konservasi Tanah dan Air dilakukan menggunakan teknologi yang adaptif dengan kondisi setempat dan mampu meningkatkan kualitas lingkungan, meminimalisir dampak, dan dapat diaplikasikan oleh masyarakat.
“Contoh Teknologi Konservasi Tanah dan Air Secara Vegetatif Penghutanan Kembali (reforestation), Pertanaman lorong (alley cropping), Penggunaan seresah sebagai mulsa, Tanaman penutup, Pergiliran tanaman, Penanaman dalam Strip”. Imbuhnya.-hevymay-
REDAKSI
Tentang KamiKontak