Seiring dengan perkembangan jaman, pertumbuhan industri di Indonesia juga semakin berkembang dengan pesat. Salah satunya adalah industri makanan yang mendominasi perekonomian indonesia. Tetapi dibalik lajunya perkembangann industri makanan, terdapat berbagai macam limbah yang dihasilkan baik berupa organik maupun anorganik.
Salah satunya adalah limbah cangkang telur. Limbah cangkang telur dapat berasal dari limbah industri berskala besar maupun berupa limbah UMKM atau limbah rumah tangga. Cangkang telur merupakan salah satu limbah rumah tangga yang jarang dipandang potensinya. Cangkang telur biasanya hanya akan dibuang dan tidak dimanfaatkan lagi karena dianggap sebagai limbah yang tidak berguna. Sifat fisik cangkang telur yang keras dan beraroma amis juga semakin membuat cangkang telur tidak diminati untuk diolah. Selain itu, cangkang telur juga mengandung garam yang tinggi serta senyawa organik dalam telur dikhawatirkan dapat mencemari lingkungan akibat aktivitas mikroba di dalamnya. Padahal jika diteliti lebih dalam, cangkang telur memiliki kandungan garam-garam dan bahan organik yang dapat membantu dalam pertumbuhan dan perkembangan biji serta melindungi tanaman dari serangan hama. Kandungan kalsium pada cangkang telur cukup tinggi dan dapat bermanfaat sebagai sumber nutrisi pada tanaman. Cangkang telur juga memiliki kandungan fosfor yang cukup yang dapat bermanfaat pula untuk tanaman. Salah satu pemanfaatan cangkang telur yaitu dengan mengolah cangkang telur menjadi pupuk organik cair.
Kandungan cangkang telur terdiri atas 97% kalsium karbonat, sisanya fosfor, magnesium, natrium, kalium, seng, mangan, besi, dan tembaga. Cangkang telur mengandung hampir 95,1% adalah garam-garam organik, 3,3% bahan organik (terutama protein), dan 1,6% air. Kandungan kalsium pada cangkang telur yang cukup besar dapat dimanfaatkan sebagai sumber nutrisi bagi tanaman. Kalsium merupakan suatu zat yang berperan penting dalam pembentukan struktur tubuh, tulang, dan gigi pada manusia dan hewan serta dinding sel pada tanaman. Peran kalsium lain khususnya pada tanaman antara lain, menebalkan dinding sel, meningkatkan pemanjangan sel akar, kofaktor proses enzimatis dan hormonal, pelindung dari cekaman panas, hama, dan penyakit.
Pengolahan cangkang telur menjadi pupuk organik dapat dibuat dengan cara pembersihan dan pengeringan cangkang telur dibawah sinar matahari selama 3 hari. Setelah kering, cangkang telur disangrai serta ditumbuk sampai halus. Secara terpisah, 50 g gula merah dilarutkan bersama dengan air panas lalu dimasukkan kedalam botol. Disiapkan juga larutan EM4 dan campurkan dengan air dengan perbandingan 1: 9 (EM4 50 mL : air 450 mL). Campuran larutan EM4 kemudian ditambahkan kedalam botol yang berisi larutan gula merah. Semua bahan yang sudah tersedia dimasukkan kedalam botol lalu di kocok hingga homogen. Larutan dilanjutkan ke proses fermentasi 5-10 hari pada suhu 10oC. Setelah selesai di fermentasi barulah pupuk organik dapat digunakan.
Pembuatan pestisida alami dari cangkang telur dilakukan dengan cara yaitu pembersihan dan pencucian cangkang telur sampai bersih. Cangkang telur kemudian dijemur sampai kering lalu disangrai dan dilanjutkan ke proses penumbukan cangkang sampai halus. Tumbukan cangkang telur dicampurkan dengan cabai giling dan air lalu diaduk sampai homogen. Setelah itu, barulah pestisida alami dapat digunakan. Tetapi untuk hama khusus seperti kecoak dan tikus tidak perlu dilakukan pengeringan dan pencampuran cabai melainkan dapat dilakukan pengaplikasian langsung dengan cara menaburkan langsung pada jalur yang biasa dilalui oleh hama.
Penggunaan pupuk organik dan pestisida nabati dari cangkang telur ini tidak hanya dapat menjadi salah satu alternatif dalam pengolahan limbah organik yang dihasilkan oleh industri makanan tetapi juga memiliki kelebihan seperti murah, mudah diperoleh, tidak meracuni tanaman, meningkatkan kandungan hara dan bahan organik yang terdapat pada tanah.
Disusun oleh : Theresia Novita, S.P/PPL Muda di DKPP Barito Selatan
REDAKSI
Tentang KamiKontak