Pertanian yang ada di Indonesia merupakan pertanian yang menanam tanaman pangan, dimana padi merupakan tanaman pangan utama selain sagu, jagung dan umbi-umbian. Dalam kehidupan sehari-hari, kebutuhan padi terus meningkat karena padi merupakan makanan pokok masyarakat Indonesia, untuk menyeimbangkan kebutuhan pangan dengan jumlah produktivitas padi maka perlu memerhatikan dari cara penanaman, hama dan penyakit yang mengganggu, kondisi lahan dan sebagainya. Hal yang tidak kalah penting adalah penanganan panen.
Panen adalah memetik hasil tanaman padi disawah atau di ladang sesuai dengan kriteria tingkat kemasakan. Menurut Direktorat Jenderal Tanaman Pangan dan Hortikultura (1999) tujuan pemanenan padi adalah untuk mendapatkan gabah dari lapangan pada tingkat kematangan optimal, mencegah kerusakan dan kehilangan hasil seminimal mungkin. Pemanenan padi tidak akan menguntungkan dan memuaskan jika prosesnya dilakukan dengan cara yang kurang benar dan pada umur panen yang tidak tepat. Cara panen yang tidak baik akan menurunkan kehilangan hasil secara kuantitatif. Sedangkan saat panen yang tepat akan menentukan kualitas gabah dan beras. Panen harus dilakukan bila bulir padi sudah cukup dianggap masak. Panen yang kurang tepat dapat menurunkan kualitas dari gabah maupun beras. Dalam rangka panen perlu diketahui fase-fase pemasakan bulir padi, penentuan saat panen dan alat untuk panen.Proses pemasakan bulir padi terdapat 4 stadia masak :
Adapun Tanda-tanda padi siap panen adalah:
Kabupaten Ogan Komering Ilir merupakan salah satu daerah lumbung padi di Provinsi Sumatera Selatan yang memberikan kontribusi Ketahanan Pangan Nasional dan menjadi salah satu daerah yang ikut mensukseskan program kegiatan Presiden Republik Indonesia bersama Kementerian Pertanian yaitu program kegiatan OPLA dan Brigade Pangan, dan sekarang ini telah memasuki masa panen padi.
Acara panen dilakukan secara simbolis oleh para pejabat yang hadir bersama petani setempat, menunjukan sinergi nyata antara pemerintah, aparat keamanan dan masyarakat. Kegiatan ini dihadiri oleh Kepala Bidang Tanaman Pangan Dinas Ketahanan Pangan dan Hortikultura Kabupaten Ogan Komering Ilir yaitu Bapak Yusman, SP., M.Si bersama staf dan rombongan, Koordinator Penyuluh BPP Tanjung Lubuk Kecamatan Tanjung Lubuk dan juga dihadiri oleh penyuluh pertanian yang ada di BPP Tanjung Lubuk Kecamtan Tanjung Lubuk.
Panen tersebut dilaksanakan di 2 (dua) Lokasi OPLA 2024, yaitu di Desa Jambu Ilir kelompk tani Lebak Ludai yang ditanami padi varietas Inpari 32 seluas lahan 29 ha dengan luas panen 4 ha menghasilkan produksi padi sebanyak 5 ton/ha. Sedangkan di Desa Pulau Gemanting Ulu panen tersebut dilaksanakan di lahan milik kelompok tani Siharong dengan luas lahan 30 ha yang dimiliki menghasilkan 5 ton/ha padi varietas inpari 32 dari luas panen 2 ha.
Panen padi ini berlangsung dengan tertib, aman dan penuh khidmat. Para petani berharap kegiatan ini bisa menjadi pemicu untuk miningkatkan kualitas produksi padi serta memperluas akses melalui kerja sama lintas sektor. Dengan keberhasilan ini, Kecamatan Tanjung Lubuk Khususnya Desa Jambu Ilir dan Desa Pulau Gemantung Ilir dinilai mampu menjadi contoh bagaimana pelaksanaan pertanian berbasis gerakan nasional dapat bersinergi dengan kekuatan lokal, menciptakan dampak nyata bagi kesejahteraan masyarakat dan stabilitas pangan nasional.
Penulis : Penyuluh Pertanian di BPP Tanjung Lubuk Kecamatan Tanjung Lubuk
Sumber : Data hasil panen Penyuluh Pertanian Desa Jambu Ilir dan Desa Pulau Gemantung Ulu
REDAKSI
Tentang KamiKontak