Gerbang Nasional

Ngobras On The Spot : Kementan Tegaskan Brigade Pangan Garda Terdepan Menuju Swasembada Pangan Nasional

Senin, 05 Mei 2025
Sumber Gambar : why

Bogor – Kementerian Pertanian (Kementan) melalui Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP), Pusat Penyuluhan Pertanian (Pusluhtan) mengadakan Ngobras On the Spot di Museum Tanah Bogor pada Minggu (04/05/2025). Bertemakan “Brigade Pangan Garda Terdepan Menuju Swasembada Pangan”, acara ini mengundang Penyuluh Pertanian seluruh Indonesia dan disiarkan secara daring melalui zoom.

Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman menekankan pentingnya percepatan swasembada pangan melalui optimalisasi lahan (oplah) dan cetak sawah, dengan target luas lahan yang signifikan. Untuk itu perlunya regenerasi petani muda dalam sektor pertanian, memberikan peluang ekonomi yang menjanjikan, dan memberdayakan mereka sebagai penggerak utama pertanian masa depan.

Mentan Amran juga menyampaikan bahwa Brigade Pangan (BP) merupakan garda terdepan dalam mengoptimalkan lahan pertanian secara modern, profesional, dan terampil, dengan menjalankan usaha yang berorientasi bisnis dan menghasilkan keuntungan. Brigade Pangan juga diharapkan menjadi model pemberdayaan petani yang berkelanjutan, bukan hanya mengoptimalkan pemanfaatan lahan. 

Ngobras On The Spot menghadirkan narasumber utama, Kepala Badan PPSDMP Idha Widi Arsanti yang mengatakan pentingnya peran penyuluh dan generasi muda dalam mendukung program swasembada pangan melalui optimalisasi lahan rawa. 

“Museum Tanah ini satu-satunya di dunia, sangat lengkap dan strategis, berada dekat Kebun Raya Bogor dan menjadi tempat yang tepat untuk membicarakan masa depan pertanian Indonesia,” ujarnya.

Kabadan Santi juga menjelaskan bahwa program Gerakan Penyuluh Mendorong LTT (Galuh LTT) menargetkan pendampingan intensif kepada BP di 12 provinsi yang menjadi sasaran program optimasi lahan rawa. Upaya ini diharapkan mampu meningkatkan Indeks Pertanaman (IP) dari IP100 menjadi IP200 bahkan IP300. Melalui gerakan ini, sebanyak 1.799 BP digerakkan untuk mengelola lahan secara efisien dengan luas rata-rata 200 hektar, dengan sistem kontrak kerja sama hingga lima tahun.

“Dengan optimasi, kita bisa melipatgandakan lahan dari 350 ribu hektar menjadi 700 ribu, bahkan 1 juta hektar. Ini upaya kita untuk mewujudkan kedaulatan pangan,” ungkap Kabadan Santi.

Ia juga menyoroti peran penyuluh dalam mendampingi BP, tidak hanya di lapangan, tapi juga dalam pemantauan dan pelaporan melalui aplikasi Monev Brigade Pangan. 

Sementara, Kepala Pusat Penyuluhan Pertanian, Tedy Dirhamsyah menyampaikan bahwa penyuluh adalah ujung tombak pertanian, layaknya dokter bagi petani. “Penyuluh harus dekat dengan petani, mendampingi dalam penggunaan teknologi seperti alsintan dan varietas baru, serta membantu konsolidasi BP dengan kelompok tani dan gapoktan untuk meningkatkan produktivitas.

Tedy juga menambahkan bahwa Presiden Prabowo telah menetapkan harga gabah kering panen sebesar Rp6.500 per kilogram, yang menjamin keuntungan bagi petani.

“Dengan harga itu, tidak ada lagi petani yang miskin. Kita tinggal konsisten dan sabar. Bahagia akan datang pada waktunya,” tambahnya.

Para manajer BP dari berbagai daerah seperti Sulawesi Selatan, Lampung, Kalimantan Tengah, Papua Selatan, dan Jambi turut hadir dan berbagi cerita sukses mereka. Mereka menyampaikan bahwa petani telah merasakan manfaat nyata dari program ini, mulai dari akses alat dan mesin pertanian, permodalan melalui KUR, hingga meningkatnya pendapatan berkat pendampingan intensif dari penyuluh.

Penyuluh pendamping BP menyampaikan bahwa meskipun tantangan masih ada, terutama dalam kesenjangan kapasitas petani, namun keberadaan BP terbukti membantu petani muda mengelola lahan dengan lebih efektif. Program ini juga telah menghasilkan duta-duta BP inspiratif, bahkan ada yang berhasil mencapai omzet hingga Rp400 juta.

Sebagai penutup, Kepala Badan Santi menekankan pentingnya modernisasi pertanian, tidak hanya dari sisi teknologi, tapi juga kelembagaan dan manajemen. "Bertani harus menjadi menarik dan menguntungkan, dengan dukungan penuh dari penyuluh, alsintan yang user friendly, serta pendampingan berkelanjutan.

Diharapkan melalui acara Ngobras On The Spot ini, dapat menjadi momentum penting untuk memperkuat sinergi antara penyuluh, petani, dan generasi muda dalam mendorong pertanian maju, mandiri, dan modern menuju swasembada pangan nasional, tutupnya

Copyright © cybext.pertanian.go.id
rss twitter facebook