Gerbang Nasional

Wujudkan Swasembada Pangan, Mentan Dorong Petani Milenial Terapkan Teknologi Modern

Sabtu, 14 Jun 2025
Sumber Gambar : why

JAKARTA - Percepat swasembada pangan nasional, Kementerian Pertanian (Kementan) meluncurkan Program Brigade Pangan (BP). Program ini bertujuan untuk meningkatkan produktivitas sektor pertanian melalui penerapan teknologi modern dan keterlibatan generasi muda atau petani Milenial. Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman menyampaikan Program BP merupakan langkah strategis untuk memperkuat ketahanan pangan nasional sekaligus mendorong regenerasi petani. Program ini dirancang agar mampu mencetak petani-petani muda yang tangguh dan produktif dengan dukungan teknologi serta peluang ekonomi yang menjanjikan. “Melalui Brigade Pangan, kita ingin mempercepat swasembada pangan dengan melibatkan generasi muda. Kita siapkan akses terhadap teknologi modern dan peluang usaha yang nyata di sektor pertanian,” ujar Amran, Jumat (13/6/2025). Baca juga: Kementan Dorong Forwatan Aktif Dukung Kemajuan Sektor Pertanian Program BP juga turut disoroti dalam acara Ngobras On The Spot Volume 4 yang diselenggarakan pada Kamis 12 Juni 2025 di Balai Besar Pelatihan Kepemimpinan dan Manajemen Pertanian (BBPKM), Ciawi. Acara tersebut menghadirkan sejumlah narasumber penting seperti Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Idha Widi Arsanti, Kepala Balai Besar Perpustakaan dan Literasi Pertanian (Eko Nugroho Dharmo Putro), Vice President Micro Business Strategic Alliance PT. Bank Mandiri Tbk (Sartisa), Penyuluh Pendamping Brigade Pangan di Kabupetan Tulang Bawang Provinsi Lampung (Hendra Saputra) dan Manajer Brigade Pangan (Jumanto). Acara ini juga dihadiri oleh penyuluh pertanian dari Kabupaten Cianjur, Kabupaten Sukabumi dan Kota Sukabumi.

Dalam arahannya, Kabadan Santi menekankan pentingnya kolaborasi antara Kementerian Pertanian dan Dinas Pertanian di seluruh daerah. Ia menyebutkan keberhasilan Program BP telah terbukti secara nyata, dengan banyak anggotanya yang berhasil meraih penghasilan hingga Rp10 juta per bulan melalui penyewaan alat dan mesin pertanian (alsintan) serta proses budidaya. “Itu bukan hoaks, tapi kenyataan. Brigade Pangan wajib melakukan proses budidaya di lahan yang ada, dan untuk permodalan bisa melalui KUR,” ujarnya. Kabadan Santi juga mengingatkan peran para penyuluh pertanian sangatlah penting dan harus senantiasa mendampingi para BP. Mulai dari pemodalan hingga sampai panen dan memastikan untuk menjual GKP sesuai HPP yaitu Rp6.500/Kg.

Eko Nugroho menambahkan sinergi dengan skema Kredit Usaha Rakyat (KUR) sangat penting, mengingat banyak kisah sukses dari petani muda yang telah viral di media sosial. Dari Kabupaten Tulang Bawang, Lampung, penyuluh Hendra Saputra menyampaikan bahwa motivasi dan semangat sangat berperan dalam keberhasilan program ini, sehingga bisa memperoleh penghasilan minimal Rp10 juta per bulan Hendra juga menekankan pentingnya meningkatkan Indeks Pertanaman (IP) hingga tiga kali tanam per tahun untuk meningkatkan hasil panen.

Dukungan perbankan juga diperkuat oleh Bank Mandiri, yang diwakili oleh Sartisa. Ia menyampaikan bahwa Bank Mandiri aktif menyalurkan KUR ke wilayah-wilayah pertanian terpencil, bahkan dengan mengirim tim langsung ke lapangan untuk memudahkan petani dalam mengakses pembiayaan. “Kami minta penyuluh untuk terus berkoordinasi dengan kelompok tani dalam proses administrasi sebagai syarat pengajuan KUR, yaitu denganmengumpulkan dokumen-dokumen yang dibutuhkan untuk administrasi perbankan," jelasnya.

Acara ditutup dengan penekanan pentingnya kolaborasi berkelanjutan antara Kementan, penyuluh, dan lembaga keuangan seperti Bank Mandiri, guna mempercepat terwujudnya swasembada pangan dalam waktu satu tahun ke depan.

Copyright © cybext.pertanian.go.id
rss twitter facebook