Materi Penyuluhan

Penanganan Buah Jeruk Yang Baik Menghasilkan Harga Baik

Senin, 30 Jun 2025
Sumber Gambar :

Pengembangan hortikultura dapat secara beriringan dengan optimasi teknologi dalam aspek produksi, penanganan produk hingga pemasaran. Inovasi di bidang hortikultura merupakan pilar penting dalam mendorong pertumbuhan yang lebih dinamis dan kompetitif. Hortikultura nasional dewasa ini dikembangkan secara umum masih bergantung pada sumberdaya yang disediakan oleh alam dan belum mengeksplorasi teknologi yang mampu mengangkat pertumbuhan produktivitas dan produksi secara optimal. Pengembangan teknologi dilakukan oleh lembaga riset, petani, dan pelaku usaha yang yang berkecimpung dalam optimalisasi hortikultura sebagai bidang usaha komersial namun adopsi teknologi oleh petani masih belum mampu memposisikan petani sebgai inovator dan utilisator yang mumpuni.

Produk hortikultura saat ini umumnya masih memiliki mutu yang beragam dan masih cukup produk yang belum memenuhi standar mutu yang diinginkan pasar yang konsisten. Konsistensi penerapan standar mutu belum berkembang secara optimal dan masih dihadapkan oleh permasalahan pemenuhan produk secara umum. Pasar yang semakin berkembang semakin melihat mutu sebagai parameter penting untuk meningkatkan nilai jual produk. Petani dan sumberdaya manusia yang terlibat dalam rantai penanganan perlu meningkatkan kapasitas dan pengalamannya agar dapat menghasilkan produkyang bermutu sekaligus berdaya saing.

 Khusus buah jeruk, pengembangan agribisnis buah jeruk di tanah air memperlihatkan peningkatan yang cukup signifikan. Betapa tidak, karena buah jeruk mudah diperoleh  di pasar swalayan maupun di pasar tradisional. Artinya, semakin banyak orang yang berbisnis di buah jeruk dan ini menandakan banyak  petani  yang menanam jeruk. Bagi petani menanam jeruk tidak sulit,  namun yang perlu diperhatikan bagi petani buah jeruk tentang kualitas buah jeruk yang dihasilkan dari tanaman jeruk  Apakah petani jeruk sudah  mengacu pada budidaya jeruk yang baik dan benar atau dalam istilah lain disebut Good Agricultural Practice (GAP) ? Pengembangan agribisnis jeruk yang meningkat secara signifikan ini belum sepenuhnya didukung oleh inovasi teknologi yang mengacu pada GAP. Akibatnya mutu buah jeruk yang dihasilkan belum dapat memenuhi standar yang diinginkan pasar baik pasar dalam negeri maupun pasar luar negeri.

         Konsumen kini lebih cerdas dalam memilih buah . Artinya buah jeruk yang dihasilkan petani jeruk harus dapat memenuhi selera konsumen. Konsumen menginginkan buah jeruk yang sampai di konsumen dalam keadaan segar dan tidak cacat. Memperhatikan preferensi konsumen buah dalam negeri dan jenis buah jeruk yang banyak di impor, tentunya petani jeruk tidak menginginkan konsumen dalam negeri beralih selera makan jeruk impor. Karena itu, perlu peningkatan daya saing dengan cara meningkatkan  mutu jeruk yang meliputi kegiatan proses produksi  dan penanganan produk segar, serta kelembagaan petani buah dalam pengembangan agribisnis buah jeruk.  

         Besarnya peluang pengembangan jeruk, tidak lepas dari potensi yang kita miliki antara lain:  tingginya permintaan pasar, tersebarnya sentra produksi, tingginya sumber daya genetik, ketersediaan varitas jeruk berkualitas tinggi termasuk ketersediaan benihnya, teknologi yang telah dihasilkan, ketersediaan pasar serta kemauan pelaku agribisnis jeruk itu sendiri.

         Aktifitas rantai pemasaran jeruk di sentra-sentra produksi utama, sebagai berikut : Petani jeruk menjual hasilnya kepada pengumpul kecil. Pengumpul Kecil melakukan kegiatan sortasi jeruk, kemudian hasil sortasi jeruk dijual ke Pengumpul Sedang. Selanjutnya, Pengumpul Sedang melakukan sortasi, pengkelasan (grade), dan produk di pasarkan ke pengumpul besar serta pasar lokal. Pengumpul Besar melakukan sortasi, grading, pengemasan dan dijual ke berbagai segmen pasar (lokal,antar pulau, dan pasar modern).

Peningkatan Mutu

         Mutu merupakan gabungan dari sifat-sifat atau ciri-ciri yang memberikan nilai tambah kepada setiap komoditas. Mutu tidak hanya dalam komoditas,tetapi juga termasuk pelayanan, seperti isi kemasan sesuai label, ketepatan waktu pengiriman, dan sebagainya. Secara singkat mutu termasuk semua hal yang dapat memuaskan pelanggan. Mutu merupakan suatu konsep yang dinamis terdiri dari unsur/atribut spesifik mengenai penampilan tertentu produk sesuai dengan persepsi konsumen. Kriteria mutu buah jeruk, meliputi mutu visual ( ukuran, bentuk, warna, kemulusan); tekstur ( kekerasan, kesegaran); flavor (rasa, aroma, citarasa); keamanan (bebas kontaminasi oleh mikroba patogen, bebas toksin, bahan kimia, pestisida, bebas kotoran); dan sifat mutu lainnya (harga, faktor lingkungan, umur simpan, konsistensi suplai).

         Ketentuan mengenai mutu untuk semua kelas buah yang harus dipenuhi, antara lain :  utuh, padat, penampilan segar, layak dikonsumsi, bebas dari benda-benda asing, bebas dari memar, bebas dari hama dan penyakit, bebas dari kerusakan akibat suhu rendah/tinggi, bebas dari kelembaban eksternal yang abnormal kecuali pengembunan sesaat setelah pemindahan dari tempat penyimpanan dingin.

         Buah jeruk harus dipetik secara hati-hati  dan telah mencapai tingkat kematangan yang tepat sesuai dengan kriteria ciri, varitas, jenis komersial, dan lingkungan tumbuhnya. Kematangan buah jeruk ditandai warna buah, dan rasa buah. Pelilinan diperkenankan bila tidak menyebabkan perubahan mutu dan karakteristik buah dengan memperhatikan persyaratan keamanan pangan.

         Pengkelasan jeruk digolongkan dalam 3 (tiga) kelas mutu, yaitu kelas super, kelas A, dan kelas B. Buah jeruk kualitas Kelas Super merupakan jeruk bermutu paling baik (super), yaitu mencerminkan ciri varitas/tipe komersial, bebas  dari kerusakan kecuali kerusakan sangat kecil. Kelas A merupakan jeruk bermutu baik yaitu mencerminkan ciri varitas/tipe komersial, dengan kerusakan kecil yang diperbolehkan  (sedikit penyimpangan pada bentuk, sedikit penyimpangan pada warna kulit, cacat tidak mempengaruhi daging buah, dan total area yang mengalami penyimpangan dari cacat maksimum 10 % total luas permukaan buah). Kelas B kerusakan yang diperbolehkan, yaitu total area yang mengalami penyimpangan dan cacat maksimum 15 % dari total luas permukaan buah dan penyimpangan tersebut tidak boleh mempengaruhi mutu daging buah.

.Peningkatan kualitas SDM

       Peningkatan kualitas sumberdaya manusia, khususnya kelompok tani buah diarahkan agar petani/kelompok tani dapat lebih mandiri yang dicirikan oleh kemampuannya dalam mengambil keputusan secara lebih cepat dan tepat, meningkatkan efisiensi pemanfaatan sumberdaya yang dimilikinya dan meningkatkan produktivitas.

       Peran kelembagaan dalam pelaksanaan kemitraan usaha buah jeruk sangat penting, karena itu kemitraan usaha dapat memacu dan menyelaraskan kerjasama yang saling menguntungkan diantara pelaku utama agribisnis. Upaya peningkatan efisiensi pemanfaatan sumberdaya tidak dapat dilakukan sendiri-sendiri, tetapi harus melalui kelompok atau beberapa kelompok yang perlu terus dibina dan dikembangkan, karena merupakan faktor yang penting dalam menciptakan usaha ekonomi.

pengembangan jejaring agribisnis buah jeruk dapat menciptakan pengembangan kemitraan usaha bagi pelaku dan akan terjalin kerjasama antar anggota dalam kelompok dalam proses belajar,  berproduksi, pengelolaan dan pemasaran hasil, sehingga dapat menumbuhkan kekuatan dari kelompok tani buah jeruk.

Copyright © cybext.pertanian.go.id
rss twitter facebook