Diseminasi Teknologi

Solusi Alami Hadapi Hama Padi: Gunakan Bangkai Keong dan Ikan sebagai Perangkap Walang Sangit

Jum'at, 04 Jul 2025
Sumber Gambar : Koleksi Robinson Putra, 2025

Solusi Alami Hadapi Hama Padi: Gunakan Bangkai Keong dan Ikan sebagai Perangkap Walang Sangit

Pendahuluan

Hama walang sangit (Leptocorisa oratorius) merupakan salah satu ancaman serius bagi tanaman padi, terutama saat fase pengisian bulir. Serangga ini menghisap cairan dari bulir padi, menyebabkan bulir menjadi hampa dan kualitas panen menurun drastis. Namun, kini petani memiliki solusi alami dan murah: menggunakan bangkai keong dan ikan sebagai perangkap.

Bangkai keong dan ikan mengeluarkan bau menyengat akibat proses pembusukan. Bau ini berasal dari senyawa volatile, senyawa organik yang mudah menguap dan menyebar melalui udara. Senyawa ini terbukti mampu menarik serangga dari jarak jauh. Menurut Solikhin (2000), serangga tertarik pada bau dari bahan membusuk karena kandungan senyawa volatil seperti karbon dioksida, metanol, etanol, amoniak, dan dimetil disulfida. Rowan (2011) menyebutkan bahwa senyawa volatil memiliki berat molekul rendah (50–200 Dalton), sehingga mudah menguap dan berdifusi dalam sistem biologis. Suhu tinggi mempercepat penguapan senyawa ini (Wartini dkk, 2010), sehingga perangkap menjadi lebih efektif di siang hari.

Hasil Penelitian Buida (2021) menunjukkan bahwa perangkap bangkai ikan lebih efektif dibandingkan bangkai keong:

Jenis Perangkap

Rata-rata Walang Sangit Terperangkap

Bangkai Ikan

64,9 ekor

Bangkai Keong

38,7 ekor

Perbedaan ini diduga karena: 1)Ikan (jenis makarel/Scomber japonicus) membusuk lebih cepat, menghasilkan bau menyengat lebih awal; 2) Keong (Pomacea canaliculata dan Bellamya javanica) memiliki proses pembusukan lebih lambat; 3) Jenis dan kondisi bahan memengaruhi komposisi senyawa volatil yang dihasilkan.

Hasil penelitian Buida (2021), berikut langkah-langkah praktis yang bisa dilakukan petani:

  1. Survei Lokasi umur padi 73–75 HST.
  2. Siapkan perangkap, gunakan botol plastik bekas. Lubangi bagian atas botol sebagai jalan masuk serangga. Isi dengan 400 ml air + detergen.
  3. Siapkan umpan (ikan makarel dipotong-potong, Keong dihancurkan dengan palu, masing-masing ditimbang 150 gram, dibungkus kain, dan dibiarkan membusuk selama 24 jam).
  4. Pasang umpan ke botol, masukkan umpan ke dalam botol, ikat di mulut botol, dan beri label.
  5. Pemasangan di sawah, letakkan perangkap di tepi petakan sawah, berjarak 8–10 meter antar perangkap. Ikat botol pada tiang bambu setinggi tanaman padi.
  6. Monitoring, setelah beberapa hari, buka perangkap, sortir, dan hitung jumlah walang sangit yang tertangkap.

Keunggulan metode ini adalah ramah lingkungan, biaya murah dan bahan mudah didapat, tidak merusak ekosistem sawah, mendukung pertanian berkelanjutan

Penggunaan perangkap bangkai ikan dan keong terbukti efektif sebagai solusi alami untuk mengendalikan hama walang sangit. Selain mudah dibuat, metode ini juga ramah lingkungan dan dapat menjadi alternatif pengganti insektisida kimia. Petani kini memiliki senjata baru yang sederhana namun ampuh untuk melindungi hasil panen mereka.

Penulis: Dr. Robinson Putra, SP., M.Si (Penyuluh Pertanian BRMP Lampung)

Daftar Pustaka

  1. Rowan, D. D. (2011). Volatile Metabolites. Metabolites, 1(1), 41–63. https://doi.org/10.3390/metabo1010041
  2. Solikhin, S. (2000). Ketertarikan Walang Sangit (Leptocorisa oratorius F.) terhadap Beberapa Bahan Organik yang Membusuk. Jurnal Perlindungan Tanaman Indonesia, 1(1), 16–24.
  3. Wartini, N. M., Ina, P. T., & Putra, G. P. G. (2010). Perbedaan Kandungan Senyawa Volatil Daun Salam (Eugenia polyantha Wight) pada Beberapa Proses Curing. agriTECH, 30(4), 247–254.
  4. Ditulis Kembali dari hasil penelitian: Buida, R. K., Kandowangko, D., & Montong, V. B. (2021). Pengendalian Hama Walang Sangit (Leptocorisa acuta Thunb.) dengan Menggunakan Perangkap Bangkai Ikan dan Keong pada Tanaman Padi. Jurnal COCOS, 9(2), 1–10. Universitas Sam Ratulangi.
Copyright © cybext.pertanian.go.id
rss twitter facebook