Published on Cyber Extension - Pusluhtan Kementan
(http://cybex.pertanian.go.id)
email sekretariat : cyberextension@gmail.com

Bulog dan Penyuluh Pertanian Perkuat Kolaborasi Serap Gabah, Wujudkan Ketahanan Pangan Nasional

Sumber Gambar: why

MSPP Vol. 16, 16 Mei 2025

 

Jakarta, 16 Mei 2025 — Pemerintah terus memperkuat strategi ketahanan pangan nasional melalui penyerapan gabah secara langsung dari petani oleh Perum Bulog. Hingga 14 Mei 2025, realisasi serapan telah mencapai 2.681.733 ton gabah kering panen (GKP), atau 89,39 persen dari target nasional sebesar 3 juta ton.

“Negara akan kuat jika cadangan pangannya kuat. Pemerintah telah memastikan seluruh hasil panen petani akan diserap, termasuk dalam kondisi darurat atau paceklik. Ini adalah bagian dari visi Presiden untuk mewujudkan swasembada dan ketahanan pangan,” ujar Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman.

Sementara Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP), Idha Widi Arsanti, menekankan pentingnya peran Penyuluh Pertanian dalam mendukung ketahanan pangan. “Penyuluh adalah garda terdepan dalam mengedukasi petani untuk kegiatan panen, sehingga tepat waktu dan menjaga kualitas hasil. Kami juga terus memperkuat sistem pelaporan digital luas tanam dan serapan gabah secara real-time,” tegas Idha.

Selain itu Kepala Pusat Penyuluhan Pertanian, Tedy Dirhamsah mendukung penuh kegiatan serap gabah ini melalui pelaporan harian yang dilakukan oleh Penyuluh Pertanian. Dimana seluruh penyuluh pertanian di daerah diwajibkan untuk menyampaikan laporan harian mengenai HPP dan GKP, laporan ini dikirimkan kepada Pusat Penyuluhan Pertanian untuk di verifikasi. Data yang masuk akan digunakan sebagai kontrol untuk memastikan implementasi kebijakan berjalan sesuai rencana.

Dalam acara Mentan Sapa Penyuluhan dan Petani (MSPP) Volume 16 dengan narasumber Direktur Bisnis Perum Bulog, Febby Novita, menyampaikan bahwa strategi baru Bulog tidak lagi hanya menunggu pasokan di gudang, tetapi aktif menjemput bola ke lahan petani. “Kami bekerja sama dengan penyuluh, TNI, dan Polri untuk menyerap gabah secara langsung sampai di lokasi. Pembayaran dilakukan tunai di tempat, dengan harga pemerintah sebesar Rp 6.500 per kilogram,” ungkap Febby.

Sebagai bentuk adaptasi terhadap kondisi geografis di Indonesia, Bulog juga memberikan tambahan biaya transportasi hingga Rp 200/kg untuk lahan yang jauh dari titik pengumpulan.

Namun, tantangan tetap ada. Beberapa daerah melaporkan keterbatasan gudang penyimpanan dan jarak tempuh yang mempengaruhi kualitas gabah. Direktur Bulog menjelaskan bahwa sebagian gudang sudah penuh, dan perusahaan kini menyewa tambahan fasilitas penyimpanan.

Dalam diskusi interaktif yang berlangsung secara daring, Fajar, penyuluh dari Sukabumi, mempertanyakan koordinasi antara penyuluh dan Kodim. Bulog menegaskan bahwa sinergi lintas sektor menjadi bagian integral dari strategi nasional. Tugas pemenuhan serapan adalah kolaboratif, bukan hanya tanggung jawab Bulog.

Pemerintah berharap dengan kolaborasi kuat antara lembaga, penyuluh, dan petani, cita-cita mewujudkan Indonesia yang mandiri dan swasembada pangan segera tercapai.

Tanggal Artikel Diupload : Jum'at, 16 Mei 2025
Tanggal Cetak : Rabu, 30 Jul 2025

Kementerian Pertanian, Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian
Jl. Harsono RM No.3 Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Telp/Fax. 021-7804386