[Jakarta] Sektor pertanian, termasuk di dalamnya sub sektor peternakan menjadi pengungkit pembangunan nasional. Tak hanya menyediakan pangan, namun juga membuka lapangan pekerjaan. Karena perannya yang strategis ini, Kementerian Pertanian (Kementan) terus mendorong milenial untuk meningkatkan produktifitas sektor peternakan. Salah satunya dengan penggunaan pejantan unggul.
Amran Sulaiman, Menteri Pertanian (Mentan) menargetkan pihaknya untuk bisa mencetak peternak kambing di seluruh Indonesia untuk berhenti impor kambing yang nilainya mencapai Rp37 triliun per tahun.
“Kami cetak peternak, stop impor. Sebesar Rp37 triliun digunakan membesarkan peternak Indonesia,” ucap Amran.
Plt. Kepala BPPSDMP, Dedi Nursyamsi mengatakan bahwa kebutuhan apa yang harus dipenuhi para peternak untuk mendorong pertumbuhan industri peternakan dalam negeri.
“Meskipun menggunakan betina lokal, peternak wajib menggunakan pejantan yang unggul. Bisa menggunakan pejantan import seperti dorper. Bisa juga menggunakan domba garut yang bobotnya bisa mencapai 100-120 kg. Atau dombos yang bobotnya bisa mencapai 140 kg” papar Dedi.
Menurut Dedi, dengan penyilangan ini peternak bisa memperbaiki genetika pada populasi ternak yang dimilikinya. Sehingga produktifitas ternak bisa ditingkatkan. Hal ini diperlukan agar peternak bisa mencukupi kebutuhan domba yang tinggi.
Sementara itu agenda Mentan Sapa Petani Penyuluh (MSPP) volume 23, bertemakan Strategi Peningkatan Produksi dan Produktivitas Ternak, dilaksanakan Jumat (02/08/2024) menghadirkan narasumber Ismatullah Salim, Ketua Tim Kerja Sapi Kerbau Potong Kelompok Ruminansia Potong Direktorat Perbibitan dan Produksi Ternak.
Ismatullah Salim mengatakan tantangan ketahanan pangan yaitu Perubahan Iklim dengan mempengaruhi produksi pakan ternak, kesehatan hewan maupun pertumbuhan dan reproduksi ternak, Persaingan Penggunaan Lahan dengan Penurunan daya dukung sumber daya lahan terutama hijauan pakan untuk usaha ternak karena konversi lahan Penurunan Populasi Ternak.
“Peluang peternakan diantaranya dinamika pertambahan penduduk Indonesia tahun 2025 – 2030 (0,90 %/tahun) pada tahun 2030 menjadi 296,405 juta (BPS 2013), bonus demografi (penduduk umur produktif lebih besar), kesadaran Kebutuhan Gizi dan Perubahan Pola Konsumsi Program makan Bergizi dan minum susu”. Ujarnya. -hevymay-
REDAKSI
Tentang KamiKontak