[JAKARTA] Menteri Pertanian, Amran Sulaiman menekankan pentingnya memperkuat penganekaragaman pangan berdasarkan kearifan lokal di seluruh Indonesia. Selain beras, masih banyak makanan pokok lain yang dikonsumsi oleh masyarakat di berbagai daerah.
Mentan menjelaskan, diversifikasi pangan merupakan bagian dari upaya memenuhi kebutuhan pangan rakyat. Pasalnya, masyarakat tertentu bukan konsumen beras, karena itu pangan lokal mereka juga perlu ditingkatkan produksinya agar kebutuhan pangan mereka juga terpenuhi. Penganekaragaman pangan akan dilakukan dengan melihat potensi masing-masing daerah.
"Pemetaannya kita melihat wilayah. Misalnya kalau Sulsel itu sagu, perbatasan Riau juga sagu. Kalau di Papua itu umbi-umbian. Jadi kita kembangkan berdasarkan keungulan komparatif dan budaya masyarakat setempat," paparnya.
Diversifikasi pangan, dia menambahkan, juga suatu bentuk penghormatan terhadap kearifan lokal di daerah-daerah. Mentan berjanji tidak akan hanya fokus meningkatkan produksi padi, jagung, dan kedelai, tapi juga pangan lokal seperti sagu, umbi-umbian, dan sebagainya.
Hal senada disampaikan Kepala BPPSDMP, Idha Widi Arsanti pada agenda Ngobrol Asyik (Ngobras) volume 27, Selasa (27/08/2024)yang bertemakan Peran Kacang Dan Umbi Dalam Diversifikasi Pangan.
Pada arahannya Kepala BPPSDMP mengatakan bahwa Diversifikasi pangan adalah strategi untuk memperkaya sumber pangan yang dikonsumsi masyarakat dengan mengurangi ketergantungan pada satu jenis bahan pangan, seperti beras, dan memperkenalkan serta mengembangkan bahan pangan alternatif.
“Tujuan utama dari diversifikasi pangan dengan memanfaatkan kacang dan umbi adalah untuk meningkatkan Ketahanan Pangan, memperbaiki Kualitas Gizi Masyarakat, mengurangi Ketergantungan pada Pangan Tertentu, mendorong Pertumbuhan Ekonomi Lokal”. ujar Idha Widi Arsanti.
Lebih lanjut Idha Widi Arsanti mengatakan bahwa Kacang-kacangan dan umbi-umbian merupakan contoh komoditas lokal yang kaya akan gizi dan dapat diandalkan sebagai bagian dari diversifikasi pangan. Peran kacang dan umbi dalam diversifikasi pangan adalah menyediakan sumber nutrisi yang beragam, yang tidak hanya penting untuk kesehatan tetapi juga untuk keberlanjutan ketahanan pangan nasional.
Narasumber Ngobras, Catur Setiawan, yang merupakan Ketua Kelompok Subtansi Aneka Kacang Direktorat Aneka Kacang dan Umbi, mengatakan Komoditi aneka kacang dan umbi merupakan komoditas yang sangat prospektif untuk dikembangkan.
“Komoditi aneka kacang mempunyai kedudukan yang strategis sebagai bahan alternatif pengganti (substitusi) protein dan lemak hewani; dan komoditas aneka umbi sebagai bahan substitusi karbohidrat, bahan alternatif pengganti (substitusi) bahan pangan utama beras karena kandungan karbohidratnya yang cukup tinggi”. jelas Catur Setiawan.
Catur Setiawan menegaskan bahwa Kementerian Pertanian mendorong pengembangan aneka kacang dan umbi sebagai komoditas pangan lokal sebagai pangan alternatif guna mengamankan kebutuhan pangan.
Membangun pertanian termasuk komoditas akabi harusnya tidak lagi cuma sekedar untuk makan namun sudah memperoleh penghasilan. Oleh karena itu tanaman akabi kita sentuh untuk petani kembangkan bahkan sampai skala untuk industri.
“Selain itu juga khususnya umbi-umbian termasuk juga ubikayu menjadi indicator pangan dan pertanian RPJM 2020-2024 dimana pada tahun 2024 produksi umbi umbian ditargetkan 25,5 juta ton. Komoditas kedelai dan ubi kayu/singkong menjadi komoditas pertanian pada 17 program prioritas untuk mencapai swasembada pangan dari presiden terpilih”.pungkasnya. -hevymay-
REDAKSI
Tentang KamiKontak