Gerbang Nasional

Kementan Optimalkan Lahan Marginal untuk Budidaya Sayuran dan Tanaman Obat

Jum'at, 20 Sep 2024
Sumber Gambar : docIM

[JAKARTA] Menteri Pertanian (Mentan) Amran mengatakan, Indonesia memiliki potensi yang sangat besar untuk menjadi negara terkuat di dunia melalui pengelolaan pertanian. Oleh karena itu, dia ingin jajarannya bekerja keras dan memiliki integritas.
Potensi lahan rawa mineral yang ada di Indonesia menurut Amran ada sekitar 10 juta hektar, yang jika pada 2024 nanti digarap 1 juta hektar dengan baik maka akan menambah peningkatan produksi beras sebanyak 2,5 juta ton.

"Indonesia akan berdaulat dan menjadi negara pengekspor beras di tahun 2027 dengan produksi beras dari lahan itu 10 juta ton dengan syarat dalam setiap tahunnya ada peningkatan lahan 1 juta hektar, sehingga ada penambahan produksi 2,5 juta ton beras setiap tahunnya," ujar Mentan Amran.

Senada dengan hal tersebut Kepala BPPSDMP, Idha Widi Arsanti mengatakan pemanfaatan lahan marginal untuk budidaya sayuran dan tanaman obat merupakan langkah strategis yang perlu dioptimalkan guna mendukung ketahanan pangan dan kesehatan masyarakat.

“Lahan marginal yang umumnya memiliki kesuburan rendah, kondisi tanah kurang ideal, serta terbatasnya ketersediaan air, tidak berarti tidak bisa produktif”.ujarnya.

Kepala BPPSDMP berharap dengan memanfaatkan lahan marginal secara optimal untuk budidaya sayuran dan tanaman obat, kita tidak hanya meningkatkan produktivitas pertanian, tetapi juga mendukung upaya peningkatan kesehatan masyarakat melalui penyediaan bahan pangan dan obat-obatan yang sehat dan alami.

Pada agenda Mentan Sapa Petani Penyuluh (MSPP) Volume 30 bertemakan Optimalisasi Pemanfaatan Lahan Marginal untuk Budidaya Sayuran dan Tanaman Obat, diadakan jumat (20/09/2024), menghadirkan narasumber MSPP Budi Hartono, Ketua Tim Tanaman Obat Sayuran, Ditjen Hortikultura mengatakan Urban Farming merupakan praktik budidaya yang dilakukan di lingkungan perkotaan.

“Sistem ini memanfaatkan lahan terbatas atau pekarangan guna memproduksi bahan pangan secara lokal. Dapat dilakukan dengan berbagai metode, mulai dari tanam langsung dipekarangan, dengan polybag atau pot, hidroponik, dan vertikal garden”. jelasnya.

Selanjutnya Budi Hartono mengatakan sistem urban farming menggabungkan teknokogi modern dan mengintegrasikan antara sistem ekonomi dan ekologi perkotaan. Solusi praktis untuk memenuhi kebutuhan pangan di perkotaan, memberikan kontribusi pada upaya global untuk menciptakan sistem pertanian yang berkelanjutan dan ramah lingkungan.

“Salah satu upaya Kementrian Pertanian dalam pengembangan urban farming melalui Direktorat Jenderal Hortikultura yaitu kegiatan Pekarangan Pangan Lestari (P2L), Gerakan Tanam Hortikultura, Hidroponik (Cara budidaya tanaman dengan menggunakan medium air bukan tanah)”. imbuhnya.-hevymay-

 

PENGUNJUNG

2453

HARI INI

5294

KEMARIN

72098582

TOTAL
Copyright © cybext.pertanian.go.id
rss twitter facebook