[JAKARTA] Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman bergerak cepat memulai gerakan optimasi lahan (Oplah) , gerakan ini merupakan upaya pemerintah dalam membuat lumbung pangan nasional sekaligus mengantisipasi darurat pangan global.
"Presiden terpilih memerintahkan kepada saya untuk bergerak cepat mengatasi darurat pangan. Kenapa? Karena pangan tidak bisa ditunda dan sangat krusial," ujar Mentan.
Sebagai gambaran, Mentan menjelaskan pemerintah sudah menyiapkan anggaran tahun 2025 khusus untuk pengoptimalan program Oplah seluas 1 juta hektare. Dia ingin, program ini berhasil dan menjadi catatan sejarah bagi bangsa Indonesia.
"Gerakan ini sudah lama direncanakan sejak jaman kemerdekaan. Namun kita baru mulai hari ini dan harus berhasil. Mudah-mudahan 2 hingga 3 tahun ke depan ini menjadi kenyataan dan kita tidak perlu mengimpor beras," katanya.
Sementara itu agenda Mentan Sapa Petani Penyuluh (MSPP) volume 31, jumat (27/09/2024) bertemakan Pengaruh Kualitas Lahan terhadap Keberhasilan Budidaya Pertanian. Kepala BPPSDMP, Idha Widi Arsanti mengatakan bahwa kualitas lahan merupakan salah satu faktor utama yang menentukan produktivitas dan keberlanjutan sistem pertanian.
“Tanah yang subur, dengan kandungan hara yang cukup, tekstur yang baik, serta kemampuan menahan air yang optimal, akan mendukung pertumbuhan tanaman secara maksimal. Sebaliknya, lahan yang kurang subur atau terdegradasi akan menghambat pertumbuhan tanaman dan menurunkan hasil produksi”. jelas Kepala BPPSDMP.
Kepala BPPSDMP berharap, agar penyuluh pertanian bersama-sama menjaga dan meningkatkan kualitas lahan pertanian kita. Dengan lahan yang berkualitas, kita dapat meningkatkan produktivitas pertanian, mendukung ketahanan pangan nasional, dan memastikan kesejahteraan para petani.
Sementara itu narasumber MSPP, Ladiyani Retno Widowati, Kepala Balai Pengujian Standar Instrumen Tanah dan Pupuk mengatakan Lahan adalah sumberdaya yang tidak dapat diperbaharui, Pemanfaatan lahan untuk berbudidaya harus mengenali dan menyesuaikan dengan kharakteristiknya.
“Menjaga kualitas lahan dilakukan dengan perlakuan budidaya yang benar, pergunakan input pembenah tanah, pupuk organik, hayati dan anorganik dalam jumlah yang sesuai dengan kondisi tanah, target produksi dan kebutuhan tanaman”. jelas Ladiyani Retno Widowati.
Lebih lanjut Ladiyani Retno Widowati mengatakan permasalahan utama kesuburan dan produktivitas lahan adalah pelandaian produktivitas padi (levelling off), penurunan kualitas lahan kering disebabkan penurunan C organic, hilangnya lapisan tanah subur, pemupukan yang tidak berimbang dan penurunan efisiensi pemupukan, Rendahnya produktivitas tanaman di lahan non-intensif, lahan sub-optimal (tadah hujan dan rawa), lahan kering, terbatasnya sumberdaya lahan dengan tingkat kesuburan sedang dan tinggi.
“Adapun yang mempengaruhi Kualitas Lahan yaitu Faktor Abiotik diantaranya Ketersedian air/curah hujan, Intensitas sinar matahari, suhu, angin, Kondisi Fisik Tanah (padat, kasar, berat jenis), Kondisi Kimia Tanah (pH, DHL, KTK defisiensi, keracunan, aerob, anaerob)”.imbuhnya.-hevymay-
REDAKSI
Tentang KamiKontak