Materi Lokalita
JAWA TENGAH > KABUPATEN PURWOREJO >

PENGENDALIAN KUMBANG Oryctes rhinoceros PADA TANAMAN KELAPA

Jum'at, 27 Sep 2024
Sumber Gambar : Koleksi Pribadi

Kelapa merupakan tanaman tanpa limbah, tanaman multiproduk sehingga disebut sebagai tanaman kehidupan (tree of life). Semua bagian kelapa, dari akar, batang, daun, pelepah, mayang, dan buah dapat dimanfaatkan menjadi produk pangan dan nonpangan yang memiliki nilai ekonomi. Namun seringkali produktivitas tanaman kelapa menurun karena adanya serangan hama dan penyakit. Salah satu hama utama yang menyerang tanaman kelapa adalah Oryctes rhinoceros .

Hama Oryctes rhinoceros termasuk dalam Ordo Coleoptera, Famili Scarabaeidae yang aktif pada malam hari dan tertarik cahaya lampu. Imago Oryctes rhinoceros membuat gerekan melalui tangkai pelepah sampai ke pucuk, mengarah vertikal ke titik tumbuh. Gejala serangan berupa bekas guntingan dengan pola seperti huruf ‘V” yang terlihat jelas saat daun membuka. Serangan kumbang Oryctes rhinoceros dapat menurunkan produksi sekitar 40%.

Untuk mengendalikan serangan kumbang Oryctes rhinoceros pada tanaman kelapa, berikut teknologi pengendalian yang dapat diterapkan oleh petani kelapa:

  1. Sanitasi merupakan pembersihan seluruh tempat berkembang biak Oryctes rhinoceros seperti tumpukan serbuk gergaji, batang kelapa atau kayu yang sudah lapuk, dll. Selanjutnya tumpukan batang kelapa atau material lain yang dapat menjadi tempat berkembangbiak Oryctes rhinoceros 
  2. Penghancuran tempat peletakkan telur dan dilanjutkan dengan pengumpulan larva untuk dibunuh dan dilakukan pengutipan (handpicking) terhadap kumbang dewasa di tanaman yang terserang apabila jumlahnya masih terbatas.
  3. Pengumpulan kumbang Oryctes rhinoceros secara langsung dari lubang gerekan pada tanaman kelapa dengan menggunakan alat kait berupa kawat. Tindakan ini dilakukan setiap 3 bulan apabila populasi 3-5 ekor/ha, tiap 2 minggu jika populasi 5-10 ekor, dan setiap minggu pada populasi Oryctes rhinoceros lebih dari 10 ekor.
  4. Pengendalian Oryctes rhinoceros secara biologi diantaranya menggunakan jamur Metarhizium anisopliae dan Baculovirus oryctes. Jamur Metarhizium anisopliae dapat menyebabkan kematian pada stadia larva Oryctes rhinoceros dengan gejala mumifikasi yang tampak 2-4 minggu setelah aplikasi. Baculovirus oryctes juga efektif mengendalikan larva maupun kumbang Oryctes rhinoceros.
  5. Pemerangkapan Oryctes rhinoceros menggunakan feromon trapping (ferotrap) berupa feromon sintetik yang digantungkan pada perangkap (ember plastik atau pralon). Kebutuhan feromon sebanyak 1-2 sachet per ha dan penggantian feromon dilakukan setiap 3 bulan.

 

Anonim. 1993. Baku Operasional Pengendalian Terpadu Hama Kumbang Kelapa (Oryctes rhinoceros L.). Departemen Pertanian. Direktorat Jenderal Perkebunan. Jakarta.

Astuti, M., Hafiza, Elis Y, Destiana M., Agus R.W., dan Irfan M.N. 2014. Pedoman Budidaya Kelapa (Cocos nucifera) yang Baik. Direktorat Jenderal Perkebunan. Kementerian Pertanian. Jakarta. Diyasti, F., Merry I.K., Cecep S., dan Dwimas S. 2021. Pengenalan dan Pengendalian OPT pada Tanaman Kelapa. Direktorat Jenderal Perkebunan. Kementerian Pertanian. Jakarta.

Oleh : Verena Saptorini HM, S.P. (Penyuluh Pertanian Ahli Madya, di Dinas Ketahanan PAngan dan PErtanian Kabupaten Purworejo)

PENGUNJUNG

2673

HARI INI

5294

KEMARIN

72098802

TOTAL
Copyright © cybext.pertanian.go.id
rss twitter facebook