Gerbang Nasional

Sorgum Alternatif Pangan Sehat dan Berkelanjutan

Senin, 07 Okt 2024
Sumber Gambar : docIM

[JAKARTA] Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman menyebut Indonesia harus mampu swasembada pangan bahkan menyiapkan diri untuk menjadi lumbung pangan bagi dunia karena Indonesia memiliki 10 juta ha lahan potensial yang belum tergarap maksimal.

“Ada 10 juta hektare lahan berupa rawa yang bisa kita sulap menjadi lahan produktif. Kalau kita bisa tambahkan itu, Indonesia bahkan bisa menjadi lumbung pangan dunia,” kata Mentan.

Amran menuturkan dunia saat ini tengah dihadapkan pada krisis pangan akibat kondisi geopolitik dunia dan dampak perubahan iklim. Setiap negara fokus untuk menyediakan kebutuhannya masing-masing sehingga persaingan ketat untuk mengimpor dari negara sentra produksi.

Sementara itu pada agenda Mentan Sapa Petani Penyuluh (MSPP) volume 32, yang bertemakan Sorgum Alternatif Pangan Sehat dan Berkelanjutan, jumat (04/10/2024), Kepala BPPSDMP mengatakan Sorgum telah muncul sebagai salah satu solusi yang perlu kita pertimbangkan dengan serius Sebagai tanaman yang tahan terhadap kondisi cuaca ekstrem dan memiliki kebutuhan air yang rendah, sorgum memberikan potensi besar untuk diolah menjadi sumber pangan yang andal, terutama di wilayah dengan curah hujan yang tidak menentu.

“Keunggulan Sorgum sebagai Alternatif Pangan Sehat Sorgum memiliki banyak keunggulan, terutama dari sisi kesehatan. Biji sorgum kaya akan serat, protein, serta mineral seperti magnesium dan zat besi. Lebih dari itu, sorgum bebas gluten sehingga cocok sebagai pangan alternatif bagi masyarakat yang menderita intoleransi gluten. Dengan kandungan indeks glikemik yang rendah, sorgum juga bermanfaat untuk menjaga kadar gula darah, sehingga sangat baik bagi penderita diabetes”.ujarnya.

Lebih lanjut Kepala BPPSDMP mengatakan Potensi Sorgum dalam Mendukung Ketahanan Pangan Sebagai salah satu sumber karbohidrat non-beras dan non-terigu, sorgum memiliki potensi besar untuk mendiversifikasi sumber pangan di Indonesia. Mengingat ketergantungan kita yang tinggi terhadap beras, penting bagi kita untuk mengembangkan tanaman-tanaman alternatif seperti sorgum guna mengurangi risiko ketergantungan pada satu jenis tanaman pokok. Sorgum juga memiliki adaptasi yang baik terhadap lahan marginal yang tidak cocok untuk padi atau jagung, sehingga dapat dimanfaatkan.

Narasumber MSPP, Afnan Luthfi, Direktorat Serealia mengatakan Tanaman asli Afrika Timur di wilayah Abessinia, Ethiopia, dan sekitarnya (Vavilov 1926), yang menyebar ke seluruh dunia. Indonesia yang sudah menanam sorgum sejak awal abad ke-4 justru tidak tercantum pada daftar negara produsen sorgum FAO.

“Tanaman dari family Graminae, di Indonesia lebih dikenal sebagai tanaman serealia dari Golongan C4. Termasuk tanaman menyerbuk sendiri, namun penyerbukan silang rata 6 %, dapat mencapai >30% tergantung dari tipe malai Teknik budidaya dan produksi benih lebih mudah. Daya adaptasi luas khususnya daerah marginal dan lahan kering. Tidak memerlukan input yang tinggi dan dapat diratun beberapa kali”. jelas Afnan Luthfi.

Afnan Luthfi menambahkan perkembangan impor gandum dan Meslin 2017-2021 rata rata diatas 10 juta ton tertinggi tahun 2021 mencapai 11,2 juta ton namun tahun 2022 turun menjadi 9,4 juta ton. Tetapi walupun turun volume impor namun nilai impornya tertinggi hal itu dikarena dunia mengalami gejolak sosiopolitik dan perubahan iklim. Pecahnya Perang antara Rusia-Ukraina akan berdampak pada stok pangan global terlebih komoditas gandum.

“Kendala dan permasalahan  yang  dihadapi antara lain, belum adanya Off-taker berskala industri hingga ke end product, ketersediaan benih sumber dan benih bersertifikat yang masih terbatas, pengendalian OPT seperti burung yang belum bisa dikendalikan secara optimal, pendampingan dan Pembinaan oleh petugas yang belum intensif,tanaman sorgum belum populer di masyarakat”.pungkasnya.-hevymay_

 

 

 

   

Copyright © cybext.pertanian.go.id
rss twitter facebook