Gerbang Nasional

Kementan Optimalkan Produksi Susu dan Daging Melalui Manajemen Bibit Unggul

Selasa, 15 Okt 2024
Sumber Gambar : docIM

[JAKARTA] Komitmen pemerintah untuk mempermudah regulasi dan meningkatkan fasilitas serta infrastruktur untuk mendukung sektor peternakan diharapkan dapat menggerakkan pertumbuhan industri peternakan yang lebih baik di masa mendatang.

Mentan Amran menyampaikan pentingnya kolaborasi antara pemerintah dan pelaku usaha untuk mencapai swasembada daging dan susu di Indonesia.

“Perlunya pengembangan kawasan terintegrasi untuk meningkatkan efisiensi produksi peternakan yang berkelanjutan dan ramah lingkungan”. jelasnya.

Mentan juga menyoroti beberapa hal krusial yang diperlukan untuk mendukung produktivitas peternakan, seperti kemudahan perizinan, sumber benih dan bibit, serta insentif pembiayaan.

Senada dengan hal itu, pada arahan agenda Ngobrol Asyik (Ngobras) volume 34, selasa (15/10/2024, Kepala BPPSDMP, Idha Widi Arsanti mengatakan dalam upaya meningkatkan produksi susu dan daging nasional, manajemen bibit unggul menjadi salah satu faktor kunci yang tidak dapat diabaikan. Pemilihan dan pengelolaan bibit unggul berperan penting dalam memastikan hasil ternak yang optimal, baik dari segi kuantitas maupun kualitas.

“Seleksi Bibit Unggul secara Tepat Seleksi bibit unggul harus dilakukan dengan memperhatikan potensi genetik yang dimiliki oleh hewan ternak. Bibit unggul memiliki karakteristik pertumbuhan yang lebih cepat, produksi susu yang lebih tinggi, serta daya tahan terhadap penyakit yang lebih baik. Oleh karena itu, penting untuk mengidentifikasi dan memilih bibit dengan genetik unggul yang sesuai dengan kondisi lingkungan dan kebutuhan pasar”. jelasnya.

Lebih lanjut beliau mengatakan manajemen Pemeliharaan yang Baik Bibit unggul hanya akan memberikan hasil maksimal jika didukung oleh manajemen pemeliharaan yang baik. Hal ini meliputi pemberian pakan berkualitas, manajemen kesehatan ternak yang ketat, serta penyediaan lingkungan yang kondusif bagi pertumbuhan dan produksi. Pemeliharaan yang optimal akan memastikan potensi genetik bibit unggul dapat terwujud secara maksimal.

Narasumber Ngobras, Farouk Mochtar, Ketua Tim Kerja Produksi Kerbau dan Kambing Perah, Direktorat Pembibitan dan Produksi Ternak mengatakan Strategi Percepatan Penyediaan Daging Sapi dan Susu diantaranya penyediaan lahan untuk usaha peternakan (target 1,5 juta Ha), dukungan infrastruktur: pelabuhan, logistik, RPH/RPA, pergudangan, cold storage, kapal ternak, laboratorium, puskeswan, mesin mekanisasi & automasi, importasi ternak, material genetik dan produk ternak, peningkatan kapasitas SDM (Medik, Paramedik, Wasbitnak, Wastukan, PMHP & APHP, kader peternak & kelompok peternak), kebijakan fiskal, asuransi ternak, tax allowance, perizinan usaha, permodalan dan skema kredit, penumbuhan pelaku usaha baru dan peningkatan kapasitas pelaku usaha existing untuk lebih berdaya saing, penguatan kelembagaan usaha kelompok dan korporasi dengan dukungan sinergitas K/L terkait (Badan Pangan, Bulog, Barantin, PUPR, Bappenas, Kemenkop & UKM, Kemendes, Kementerian Agraria dan Tata Ruang, Kementerian Perindustrian, Kementerian Perdagangan), pemerataan pengembangan usaha peternakan ke seluruh wilayah Indonesia sesuai potensi dan daya dukung lahan, sosial dan budaya masyarakat setempat.

“Akselerasi Pemasukan Sapi Melalui Impor salahsatunya aspek teknis dengan mendorong kerjasama bilateral antara pemerintah Indonesia dengan negara sumber ternak (Brazil, New Zealand, USA dan Denmark) terkait penyusunan protokol kesehatan hewan pemasukan sapi perah dan pelepasan rumpun (Girolando, Kiwi Cross dll)”. ujar Farouk Mochtar.

Selanjutnya Farouk Mochtar mengatakan aspek regulasi yaitu usulan pada Peraturan Pemerintah Nomor 4 Tahun 2016 tentang Pemasukan Ternak dan/atau Produk Hewan dalam Hal Tertentu yang Berasal dari Negara atau Zona dalam Suatu Negara Asal Pemasukan.

“Akselerasi pemasukan sapi melalui impor yaitu aspek bisnis mendorong dilakukan Kerjasama business to business (B to B) antara calon importir sapi perah di Indonesia dan calon eksportir sapi perah dari negara asal”. imbuhnya.-hevymay-

 

 

 

 

 

Copyright © cybext.pertanian.go.id
rss twitter facebook