Beberapa organisme sangat berperan dalam pertumbuhan tanaman secara langsung. Di antara pupuk hayati, apabila disebut demikian, yang bisa ditambahkan,selain memperbaiki tanah, dapat pula membantu atau merangsang ertumbuhan tanaman, di antaranya adalah ya ng termasuk Rhizo bacteria. Para petani kemudian mengembangbiakkan organisme ini untuk secara langsung bekerja di tanah, pada sistem perakaran, mengkoloni diri pada akar setelah diinokulasi melalui pembenihan sehingga merangsang pertumbuhan tanaman. Mikroba akan memperbanyak diri karena ada eksudat benih dan menempel pada permukaan akar dan berkoloni pada akar. Proses ini diharapkan akan menghasilkan :
Indukan dapat diperbanyak de ngan memberikan makanan seperti bekatul halus (4 gelas), terasi 2 ruas ibu jari, gula pasir 2 sendok makan, air kapur atau injet 1 sendok teh dan air bebas kaporit 5 liter (paling baik air hujan). Semua bahan dicampur menjadi satu dengan setidaknya ½ liter indukan atau biang yang telah dibuat. Adonan direbus dan dibiarkan hingga dingin, kemudian disaring. Hasil saringan bisa disimpan dalam botol -botol kecil. Penggunaannya dilakukan dua tahap. Pertama, pada pembenihan; 1 gelas PGPR dengan 1 liter air digunakan untuk merendam benih selama 6 jam, sisanya digunakan untuk menyiram. Kedua, 1 gelas PGPR dilarutkan dalam 14 liter air dan dikocorkan atau disiram ke tanaman dan tanah.
Hormon Tumbuhan
Hormon tumbuhan merupakan sekumpulan senyawa organik bukan hara (nutrien), baik yang terbentuk secara alami (maupun buatan), yang dalam kadar sangat kecil mampu menimbulkan tanggapan secara biokimia, fisiologis dan morfologis untuk mendorong, menghambat, atau mengubah pertumbuhan, perkembangan, dan pergerakan (taksis) tumbuhan. Penggunaan istilah “hormon” sendiri menggunakan analogi fungsi hormon pada hewan. Namun demikian, hormon tumbuhan tidak dihasilkan dari suatu jaringan khusus berupa kelenjar buntu (endokrin) sebagaimana hewan, tetapi dihasilkan dari jaringan non-spesifik (biasanya meristematik) yang menghasilkan zat ini apabila mendapat rangsang. Penyebaran hormon tumbuhan tidak harus melalui sistem pembuluh karena hormon tumbuhan dapat ditranslokasi melalui sitoplasma atau ruang antarsel. Hormon tumbuhan biasanya dihasilkan sendiri oleh individu tanaman yang bersangkutan (endogen). Meskipun demikian dapat dirangsang pertumbuhan hormonnya. Hormon dapat memengaruhi pertumbuhan karena menghasilkan pesan sinyal kepada sel untuk melakukan pembelahan dan juga dapat mengaktivasi enzim. Pemanfaatan hormon organik untuk digunakan sebagai zat perangsang dapat ditemukan di sekitar seperti misalnya: 1) Hormon Auksin, bahan organiknya: Urin kambing, urin kelinci, kecambah (tauge), bawang merah, air kelapa, buah pisang, batang pisang, daun -daunan, daun muda,umbi-umbian yang sedang bertunas, rebu ng, tomat; 2) Hormon Sitokinin, bahan organiknya: Buncis, air kelapa, sirih, jagung, rebung, lidah buaya; 3) Hormon Giberelin, bahan organiknya: Air kelapa, kacang hijau, enceng gondok, nanas, pepaya, toma t,mangga muda, jeruk, rebung, jagung muda.
Hormon Organik
Hormon organik adalah hormon yang eksogen yang didapatkan dari bahan - bahan tumbuhan atau hewan yang diproses atau diisolasi dan menjadi bagian dari atau dalam bentuk pupuk organik.Untuk memudahkan mekanisme pembuatan hormon organik, kita dapat membagi ke dalam dua bagian hormon, yaitu hormon yang berperan pada masa vegetatif atau pertumbuhan dan hormon yang berperan pada masa generatif atau pembuahan. Misalnya menggunakan kedelai s ebagai bahan, maka kita dapat memilih bagian tanaman kedelai berupa tunas muda atau akar, kita bisa mendapatkan hormon vegetatif, sedangkan bagian dari biji atau bunga atau bakal buah kita mendapatkan hormon generatif.
Ambil semua bahan dengan properti yang beraneka ragam, namun berkaitan dengan hormon pertumbuhan atau vegetatif. Semua bahan dihancurkan atau digiling (bisa diblender). Tambahkan gula merah atau molase (tetes tebu) untuk fermentasi probiotik sekaligus menghil angkan bau busuk. Sebetulnya bau tidak menjadi masalah dalam hal kualitas, hanya kurang nyaman bagi manusia atau kita sebagai petani. Bahkan proses menggunakan gula ini berakibat ramuan menjadi asam, yang memang diperlukan dalam proses fermentasi asam. Tambahkan telur (untuk meningkatkan protein dan asam amino [AA]), sedikit garam krosok (1 sendok teh per liter bahan) dan bisa menggunakan vetsin (yang mengandung MSG),susu jika ada. Untuk inokulasi mikroba kita bisa menggunakan enzym dari ternak atau bonggo l pisang. Tambahkan tanah dari bawah pohon pisang yang lembab, tambahkan air sekitar 1 gelas dan diaduk sehingga tanahnya melarut dalam air. Setelah semua bahan siap dijadikan satu dan dimasukkan ke dalam wadah jerigen dan ditutup rapat. Setiap hari buka tutupnya untuk membuang gas sambil dikocak -kocak sehingga semua gas keluar. Perhatikan soal bau, apabila masih bau, bisa tambahkan gula. Setelah 2 minggu bahan akan siap dan bisa digunakan.
Ketika akan mengaplikasikan, ambil 1 gelas bahan dan encerkan dengan air 1 galon. Tambahkan kapur sirih 1 sendok atau kapur bangunan untuk menetralkan pH nya. Apabila diperlukan periksa pH dengan kertas lakmus, dan pastikan pH cukup netral untuk diaplikasikan. Tambahkan kapur sedikit demi sedikit sampai pH netral. Kemudia n setelah pH netral dapat disiramkan ke tanah di mana akar tumbuh. Bahan bisa juga disaring dan masuk ke tangki semprot untuk penyemprotan tanaman.
Ambil semua bahan dengan properti yang beraneka ragam, namun berkaitan dengan hormon pertumbuhan atau vegetatif. Semua bahan dihancurkan atau digiling (bisa diblender). Seterusnya caranya sama dengan ekstraksi hormon vegetatif. Hanya saja dalam aplikasinya kita bisa menambahkan bahan anorganik seperti 1 ons karbit yang sudah dience rkan dalam 1 botol 1.6 liter. Biarkan karbit menjadi dingin dan mengendap. Ambil bagian air yang bening sekitar 1 gelas dan diencerkan ke dalam 5 liter air, kemudian disemprotkan ke daun dan batang. Efeknya adalah daun akan menguning serentak. Seminggu kemudian bunga mulai tumbuh. Lilik W. Sumber: Modul Pertanian Regeneratif Berbasis Ekonomi Sirkular oleh BPPSDMP bekerjasama dengan WAIBI, 2022.
REDAKSI
Tentang KamiKontak