[JAKARTA] Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman meminta kepada seluruh Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) untuk tidak gagap teknologi dan media sosial guna menyebarkan informasi dan capaian sektor pertanian. Menurut Amran, dengan memahami media sosial, berbagai perkembangan sektor pertanian di Indonesia bisa tersebar luas.
"Semua capaian sektor pertanian harus disebarluaskan, jangan sampai petani di lapangan tidak mengatahui," kata Amran.
Mentan menegaskan, selama ini dirinya melakukan kunjungan kerja di berbagai daerah banyak petani maupun masyarakat umum yang belum mengatahui apa saja kemajuan sektor pertanian dalam negeri.
Menurutnya, salah satu program yang tengah digencarkan adalah menjadikan wilayah perbatasan menjadi lumbung pangan, dan perlu diketahui baik oleh petani maupun masyarakat perbatasan melalui Penyuluh Pertanian di lapangan.
Sejalan dengan hal tersebut, Kepala BPPSDMP, Idha Widi Arsanti mengatakan bahwa menghadapi tantangan pertanian modern, penguatan kelembagaan ekonomi petani menjadi kunci utama untuk meningkatkan kesejahteraan petani dan mendukung pembangunan pertanian yang berkelanjutan.
“Dengan kolaborasi yang erat antara pemerintah, petani, lembaga keuangan, dan sektor swasta, diharapkan tercipta ekosistem pertanian yang inovatif, mandiri, dan kompetitif. Mari bersama-sama wujudkan pertanian Indonesia yang maju, berbasis teknologi, dan ramah lingkungan demi kesejahteraan masyarakat secara menyeluruh”.jelasnya.
Sementara itu, agenda ngobrol Asyik (Ngobras) Volume 44 bertemakan Pemutahiran Data Penyuluh dan Gapoktan pada Simluhtan, dilaksanakan pada Selasa (24/12/2024), menghadirkan narasumber ketua tim informasi dan materi penyuluhan pertanian, Yusuf Darwin. Pada paparan materinya beliau mengatakan bahwa Sistem informasi manajemen penyuluhan pertanian yang menyajikan data kelembagaan penyuluhan, kelembagaan petani, penyuluh dan petani yang berkelompok berbasis web (online).
“Pada aplikasi Simluhtan, saat ini masih banyak double data penyuluh, misalnya Penyuluh THL TBPP APBN diangkat menjadi PPPK, admin menambah data PPPK namun data THL TBPP tidak dihapus, masih banyak data NIK atau NIP penyuluh yang tidak sesuai dengan format dan diperlukan data keaktifan status penyuluh dan pendataan penerimaan BOP”. ujarnya.
Lebih lanjut Yusuf Darwin mengatakan, saat ini pada aplikasi Simluhtan versi 2022 dengan alamat https://simluh.pertanian.go.id telah terintegrasi melalui webservice Ditjen Dukcapil, namun belum dapat melihat report atau laporan.
“Dengan adanya aplikasi Simluhtan.id, maka kita dapat melihat laporan dan memilih apa yang kita inginkan untuk melihat rekapnya”.imbuhnya..-hevymay-
REDAKSI
Tentang KamiKontak