Materi Penyuluhan

PERAN STRATEGIS PEREMPUAN DALAM KELUARGA PETANI

Selasa, 31 Des 2024
Sumber Gambar : pribadi

Prediksi perilaku perempuan

Perempuan dalam keluarga petani di Indonesia memegang peran penting dalam berbagai aspek kehidupan, baik dalam ranah ekonomi, sosial, maupun budaya. Mereka sering kali menjadi pilar utama dalam mengelola rumah tangga, merawat anak, serta mengurus kegiatan pertanian dan peternakan yang menjadi mata pencaharian utama keluarga. Selain itu, perempuan dalam keluarga petani juga berperan aktif dalam menjaga kelestarian tradisi dan budaya lokal, serta terlibat dalam kegiatan sosial seperti arisan dan gotong-royong. memajukan kesejahteraan keluarga dan komunitas, serta menjadi agen perubahan yang mungkin kurang  terlihat di balik kesuksesan pembangunan di pedesaan.

Banyak faktor yang menyebabkan perempuan pedesaan memilih peran dalam keluarga maupun masyarakat. Meminjam theory Planned Behavior (TPB) yang dikembangkan oleh Icek Ajzen pada tahun 1985 bahwa perilaku manusia dipengaruhi oleh tiga komponen utama, niat (intention), sikap (attitude), dan kontrol perilaku yang direncanakan (perceived behavioral control, PBC).

Sikap merujuk pada evaluasi individu terhadap suatu perilaku tertentu, apakah perilaku tersebut dianggap positif atau negatif, dan keyakinan individu mengenai konsekuensi dari perilaku tersebut. Norma subyekti mencakup tekanan sosial yang dirasakan individu dari orang lain di sekitar mereka, seperti keluarga, teman, atau masyarakat. Norma subyektif menggambarkan sejauh mana seseorang merasa bahwa orang-orang yang penting dalam hidup mereka mendukung atau menentang perilaku tertentu. Kontrol perilaku menggambarkan sejauh mana individu merasa memiliki kemampuan atau sumber daya untuk melaksanakan perilaku tersebut.

Hobi yang mendukung perekonomian keluarga

Perempuan dengan hobi yang dapat diwujudkan menjadi kegiatan produktif memiliki peran yang sangat signifikan dalam mendukung perekonomian keluarga. Hobi seperti memasak, menjahit, atau berkebun tidak hanya memberikan kepuasan pribadi, tetapi juga dapat dikembangkan menjadi usaha yang menguntungkan. Misalnya, perempuan yang hobi memasak bisa membuka usaha kuliner rumahan, menjual kue atau makanan khas yang diminati pasar. Begitu juga dengan perempuan yang memiliki keterampilan menjahit, mereka bisa menghasilkan pakaian, aksesoris, atau barang-barang kreatif yang memiliki nilai jual tinggi. Dengan memanfaatkan keterampilan dan hobi tersebut, perempuan tidak hanya berkontribusi pada ekonomi keluarga, tetapi juga membuka peluang untuk mandiri secara finansial dan menjadi inspirasi bagi komunitas sekitar. Seperti penjual cilok di Distrik Tanah Miring yang dijumpai penulis.

Tenaga kerja yang diperhitungkan

Peran perempuan yang membantu suami dalam usaha keluarga dan mendapatkan penghasilan atau gaji sebagai tenaga kerja resmi, meskipun terkesan tidak lazim, faktanya ditemukan di lapangan, terutama di sektor usaha rumahan. Dalam banyak kasus, perempuan yang sebelumnya hanya berperan sebagai pendukung di rumah tangga, kini turut serta dalam pengelolaan bisnis keluarga, mulai dari operasional, pemasaran, hingga pengelolaan keuangan. Kontribusi Perempuan desa berperan dalam banyak usaha yang berkembang pesat berkat keterlibatan aktif perempuan ini. Beberapa perusahaan atau usaha bahkan mulai memberi gaji atau insentif kepada perempuan yang terlibat dalam kegiatan produktif tersebut, sebagai pengakuan terhadap kerja keras mereka. Pembayaran tersebut dilakukan baik atas permintaan Perempuan (ibu rumah tangga) maupun kesadaran bahwa biaya produksi adalah seluruh pengorbanan untuk menghasiljan sejumlah output.

Mendukung kinerja kepala keluarga

Peran perempuan dalam keluarga petani sangat penting dalam memperlancar tugas suami, terutama dalam keluarga yang suaminya memiliki banyak peran, seperti menjadi pemimpin dalam kelompok tani atau dipercaya oleh petani lain. Dalam kondisi ini, perempuan seringkali menjadi pilar utama yang membantu mengatur urusan rumah tangga dan mendukung suami dalam mengelola berbagai tanggung jawab. Pembagian tugas menjadi lebih mudah karena suami dan istri sudah terbiasa berkomunikasi dengan baik dalam lingkungan keluarga, saling memahami prioritas dan kebutuhan masing-masing. Perempuan di desa, yang seringkali terlibat langsung dalam kegiatan pertanian atau usaha keluarga lainnya, memberikan dukungan praktis, baik melalui pekerjaan rumah tangga maupun dengan memberikan motivasi dan pemikiran strategis. Kemampuan dalam menciptakan suasana damai di dalam ruma akan berpenaruh terhadap kinerja kepala keluarga atau aktivitas seluruh anggauta keluarga. Dengan kerjasama yang erat, suami dan istri mampu menyelesaikan tugas mereka dengan lebih efektif, menciptakan keseimbangan antara pekerjaan, keluarga, dan komunitas.

Kondisi yang tidak terelakkan

Peran perempuan dalam keluarga petani sering kali dipengaruhi oleh kondisi ekonomi dan sosial yang menekan keluarga, seperti keterbatasan sumber daya yang ada. Dalam situasi ini, perempuan tidak hanya bertanggung jawab dalam urusan rumah tangga, tetapi juga berperan aktif dalam mencari nafkah, baik melalui pertanian, berdagang, maupun pekerjaan lain yang dapat membantu mencukupi kebutuhan keluarga. Keterbatasan akses terhadap pendidikan dan kesempatan kerja juga sering kali memaksa perempuan untuk lebih mengandalkan kreativitas dan ketangguhan mereka dalam menghadapi tantangan hidup. Dalam banyak kasus, perempuan dalam keluarga petani menjadi ujung tombak dalam mempertahankan keberlanjutan hidup keluarga, meskipun peran tersebut sering kali dianggap kurang terlihat oleh masyarakat luas. Peran utama sebagai ibu rumah tangga juga mengharuskan perempuan memilih kegiatan yang tidak harus meninggalkan rumah, ataupun kalau harus meninggalkan rumah tidak harus dalam waktu lama atau lokasi kerja tidak  jauh dari rumah.

Memperbanyak peluang perempuan untuk memilih

Memberikan berbagai kursus ketrampilan akan membuat perempuan lebih banyak pilihan dalam mengambil perannya di dalam rumah tangga. Tidak menolak tawaran untuk mengikuti pelatihan dan pertemuan adalah keputusan yang bijak, karena hal tersebut bukan hanya akan memperbanyak jenis pengetahuan dan ketrampilan yang akan dimiliki, namun juga berpeluang untuk membangun jejaring, dan secara otomatis akan memudahkan perempuan dalam menentukan pilihan kegiatan yang dirasa paling sesuai bagi dirinya.

Penjaga mood istri (perempuan)

Suami adalah orang terdekat dengan istri, dan yang berkomunikasi secara terus menerus. Menjaga mood istri menjadi tugas suami agar istri secara emosional tetap baik dan akan menciptakan suasana rumah yang baik. Mengingat-ingat yang menyebabkan istri emosi menjadi langkah awal bagi suami untuk menjaga mood istri, seperti terlalu capai, rumah yang gaduh, dan siklus biologis. Memperhatikan hal tersebut maka suami harus bersedia dan berinisiatif untuk berbagi peran dalam mengurus rumah tangga, seperti mengasuh anak, membereskan rumah, dan sesekali mengajak istri jalan-jalan adalah aktivitas yang dapat menjadi pilihan.

Menjaga harmoni

Memberikan atau mengambil peluang oleh perempuan adalah hal yang rumit bila dikaji secara mendalam. Peran perempuan dalam keluarga merupakan akumulasi dari berbagai kondisi sebelumnya, baik pada diri perempuan secara individu maupun dalam lingkungan masyarakat yang lebih luas. Pemahaman perempuan desa terhadap budaya atau kebiasaan di lingkungan keluarga suami, masyarakat, dan terutama kebiasaan suami memiliki peran penting dalam menciptakan harmoni dan mendukung produktivitas mereka. Dengan memahami nilai-nilai, adat, serta cara hidup yang dianut di lingkungan baru, perempuan dapat lebih mudah menyesuaikan diri dan membangun komunikasi yang efektif, baik dalam keluarga maupun masyarakat. Penyesuaian ini tidak hanya memperkuat hubungan rumah tangga tetapi juga memberikan ruang bagi perempuan untuk berkontribusi secara aktif dalam kegiatan sosial, ekonomi, dan budaya di sekitarnya. Dengan demikian, pemahaman budaya ini menjadi salah satu kunci bagi perempuan untuk memberdayakan diri dan menjadi lebih produktif dalam berbagai aspek kehidupan.

Simpulan

Peran perempuan dalam keluarga petani sangatlah vital dalam mendukung kesejahteraan keluarga dan kemajuan masyarakat, sehingga penting bagi mereka untuk memiliki akses yang lebih luas terhadap pelatihan yang meningkatkan pengetahuan dan keterampilan. Selain itu, saling memahami peran dan karakter masing-masing antara istri dan suami menjadi kunci untuk menciptakan kerja sama yang harmonis dalam rumah tangga, sehingga dapat menghadapi tantangan bersama secara efektif. Dengan memahami situasi lingkungan dan peluang yang ada, perempuan kampung dapat memanfaatkan pengetahuan serta keterampilan yang dimiliki untuk mendukung usaha keluarga atau berkontribusi pada pembangunan komunitas, menjadikan mereka agen perubahan yang berdaya dan berdampak. (Edp/PPL)

Copyright © cybext.pertanian.go.id
rss twitter facebook