Materi Penyuluhan

"MENGHIDUPKAN KEMBALI RUH PENYULUHAN: MENJADIKAN BPP SEBAGAI MERCUSUAR KEMAJUAN PETANI"

Senin, 03 Feb 2025
Sumber Gambar : BPP Plumbon, Kabupaten Cirebon (koleksi pribadi)

 

Di sebuah pagi yang masih berembun, seorang penyuluh berdiri di pematang sawah, menyaksikan para petani yang mulai mengayunkan cangkulnya. Mereka bekerja dengan penuh harapan, namun juga dengan beban. Disaat harga pupuk naik, hama semakin kebal, cuaca tak lagi dapat diprediksi. Di sinilah peran penyuluh diuji, bukan hanya sebagai pemberi informasi, tetapi sebagai cahaya yang menerangi jalan pertanian menuju masa depan yang lebih baik.

Di tengah tantangan ini, Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) harus bertransformasi. BPP bukan sekadar bangunan di kecamatan, bukan sekadar tempat pertemuan, bukan hanya institusi formal yang menjalankan program pemerintah. BPP adalah rumah bagi penyuluh dan petani, tempat ilmu bertemu dengan praktik, tempat harapan petani dirajut dan diwujudkan.

Namun, bagaimana caranya? Bagaimana BPP bisa benar-benar menjadi pusat perubahan, bukan hanya tempat administratif yang berjalan monoton? 

A. BPP: Dari Simbol ke Penggerak Perubahan

Dalam perjalanan panjang pertanian Indonesia, BPP seharusnya menjadi mercusuar yang memandu petani di tengah gelombang perubahan. BPP bukan sekadar kantor, melainkan pusat transformasi pertanian.

Di dalamnya, terdapat lima peran utama yang harus diperkuat:

  1. Sebagai Pusat Data dan Informasi – BPP harus memastikan bahwa setiap penyuluh dan petani memiliki akses ke informasi terbaru tentang teknologi pertanian, cuaca, harga pasar, serta kebijakan pemerintah.
  2. Sebagai Pusat Pembelajaran – Tidak hanya mengajarkan teori, tetapi juga menjadi tempat praktik, tempat petani bisa melihat sendiri bagaimana inovasi bisa mengubah hidup mereka.
  3. Sebagai Pusat Gerakan Pembangunan Pertanian – BPP harus aktif menggerakkan dan mendampingi petani dalam menerapkan teknologi modern dan membangun kemandirian.
  4. Sebagai Pusat Konsultasi Agribisnis – BPP bukan hanya tempat belajar bertani, tetapi juga tempat petani belajar berbisnis, memahami rantai pasok, hingga cara meningkatkan daya tawar di pasar.
  5. Sebagai Pusat Pengembangan Kemitraan – BPP harus menjadi jembatan antara petani, penyuluh, pemerintah, swasta, dan akademisi dalam menciptakan ekosistem pertanian yang lebih kuat dan saling menguntungkan.

B. Penyuluh: Penggerak Utama di BPP

Namun, sehebat apapun konsep BPP,  tak akan bernyawa tanpa penyuluh pertanian. Penyuluh adalah roh dari BPP, energi yang menggerakkan, dan otak yang membuatnya tetap hidup.

pentingnya peran penyuluh dalam:

  1. Menyusun programa penyuluhan berbasis kebutuhan nyata di lapangan – Tidak ada lagi program yang dibuat sekadar formalitas. Semua harus berbasis data dan aspirasi petani.
  2. Menjadi fasilitator perubahan – Penyuluh harus lebih dari sekadar pemberi materi. Mereka harus menjadi inspirator, penggerak, dan teman bagi petani.
  3. Mengembangkan metode penyuluhan yang inovatif – Gunakan media sosial, podcast, video tutorial, dan metode-metode kreatif lainnya agar penyuluhan lebih menarik dan mudah diakses.
  4. Memastikan keberlanjutan usaha tani – Tidak cukup hanya mengajarkan cara bertani, penyuluh juga harus membantu petani agar tetap bertahan di tengah gempuran perubahan zaman.

Penyuluh adalah agen perubahan!

C. Tantangan dan Harapan: Mampukah Kita Mengubah BPP?

Mengelola BPP dengan baik memang bukan perkara mudah. Sumber daya yang terbatas, dukungan yang masih kurang, serta birokrasi yang sering kali menghambat menjadi tantangan besar. Namun, bukankah penyuluh memang terbiasa menghadapi tantangan?

ada beberapa hal yang harus kita pastikan terjadi:

  1. Sinergi antara pusat dan daerah harus diperkuat – Tidak ada lagi kebijakan yang hanya satu arah. Semua harus berbasis realitas lapangan.
  2. Evaluasi dan pelaporan harus lebih transparan dan berbasis data – Jangan hanya berorientasi pada angka, tetapi pada dampak nyata bagi petani.
  3. Kolaborasi dengan swasta, perguruan tinggi, dan komunitas harus diperluas – Jangan hanya mengandalkan anggaran pemerintah. Buka pintu kemitraan yang lebih luas!

D. Saatnya BPP Berubah, Saatnya Penyuluh Bergerak!

BPP bukan sekadar tempat. BPP adalah harapan.
Penyuluh bukan sekadar profesi. Penyuluh adalah pengabdian.
Dan petani bukan sekadar penerima manfaat. Petani adalah mitra sejati dalam membangun pertanian Indonesia.

Maka, mari kita ubah cara kita bekerja. Mari kita jadikan BPP sebagai rumah bagi petani, laboratorium bagi inovasi, dan pusat perubahan bagi pertanian Indonesia.

Jika bukan kita, siapa lagi? Jika bukan sekarang, kapan lagi? 

Saatnya bergerak! Saatnya penyuluhan pertanian naik kelas! (Aldilani)

Copyright © cybext.pertanian.go.id
rss twitter facebook