Materi Penyuluhan

PENGENDALIAN TERPADU HAMA PENGGEREK BUAH KOPI

Rabu, 12 Mar 2025
Sumber Gambar : www.google.com

Produksi kopi Indonesia pada tahun 2022 mencapai 794.762 ton dengan jumlah ekspor sebanyak 437.555 ton atau 55% dari total produksi.

Produksi ini dapat menurun salah satunya disebabkan adanya serangan hama.  Hama utama yang menyebabkan penurunan kualitas dan kuantitas adalah Hypothenemus hampei (Ferrari) (Coleoptera: Curculionidae: Scolytinae) atau hama penggerek buah kopi.

Kerusakan yang dapat ditimbulkan oleh H. hampei Ferrari (hama penggerek buah kopi) antara lain buah tidak berkembang, buah menjadi berwarna kuning kemerahan yang akhirnya gugur, serta terdapat lubang pada buah yang dapat menurunkan kualitas biji kopi.  Kerusakan akibat serangan hama penggerek buah kopi di Indonesia dapat mencapai 50%.  Biji kopi yang terserang oleh hama penggerek buah kopi akan mempengaruhi citarasa.

Iklim (suhu,curah hujan dan kelembaban relatif), fisiologi biji kopi dan penaung akan mempengaruhi perkembangan populasi H. hampei. Suhu optimum untuk perkembangan H. hampei berkisar 25-26°C dan kelembaban optimum yang dibutuhkan berkisar antara 90-95%.  Biji kopi dengan kandungan bahan kering <20% merupakan tempat yang cocok untuk perkembangan hama penggerek buah kopi.  Begitu juga pertanaman dengan penaung yang rapat dan gelap serta tanaman yang pembuahannya sepanjang tahun akan mendukung keberlanjutan pembiakan H. hampei. 

Hama penggerek buah kopi sulit dilakukan karena hama ini terletak di dalam buah kopi, untuk itu pengendalian yang efektif untuk dilakukan adalah dengan memadukan antara komponen bahan tanam tahan, agens hayati dan manajemen lingkungan melalui sistem pengendalian hama terpadu (PHT).  

Pengendalian terpadu hama penggerek buah kopi dilakukan melalui :

  1. Pengendalian mekanik, dapat dilakukan pada saat panen dengan memetik/memanen buah secara maksimal tanpa ada yang tertinggal di tanaman serta mengumpulkan buah yang jatuh.  Sedangkan apabila belum saatnya panen maka dapat dilakukan dengan memetik buah yang terserang hama kemudian buah dijemur dibawah matahari sampai telur, larva, pupa maupun imago mati.
  2. Pengendalian teknis, dapat dilakukan dengan pemupukan berkala sesuai dosis anjuran, pemangkasan penaung dan tanaman secara berkala untuk mengurangi kelembaban serta pengendalian gulma.  Tanaman yang diberi pupuk dengan pupuk organik lebih tahan terhadap hama penggerek buah kopi dibandingkan yang diberi pupuk NPK.  
  3. Pengendalian biologi, dapat dilakukan dengan menggunakan parasitoid Prorops nasuta yang dapat menyerang telur, larva dan pupa;  Cephalonomia stepanoderis yang menyerang larva dan pupa; Phymastichus coffea yang menyerang imago dan predator Karnyothrips flavipes memangsa telur dan larva hampei.   Selain penggunaan parasitoid dan predator, pengendalian biologi dapat dilakukan dengan penggunaan jamur patogen (entomopatogen) seperti Beauveria bassiana dan Clonostachys rosea.  Penggunaan jamur patogen (entomopatogen) Beauveria bassiana sangat mudah yaitu dengan cara memetik buah masak pertama yang terserang, dikumpulkan, dicampur dengan jamur B. bassiana, dan dibiarkan selama satu malam, kumbangnya akan keluar dan dilepas sehingga dapat menularkan B. Bassiana kepada pasangannya di kebun.  Pemakaian B. Bassiana dilakukan pada saat kulit tanduk buah sudah mengeras.
  4. Pengendalian nabati, dengan menggunakan insektisida nabati yang terbuat dari bahan alami tumbuhan seperti daun nimba, sirih hutan, daun ramayana, tembakau dan babadotan.  
  5. Pengendalian kimia dengan bahan aktif landane dan endosulfan.  Pengendalian kimia dilakukan bilamana serangan hama sudah melampaui batas ambang ekonomi yang artinya serangan sudah tinggi.  Selama serangan belum melampaui batas ambang ekonomi maka pengendalian kimia harus dihindari, hal ini untuk mengurangi efek negatif bagi lingkungan.

 

Penulis :   Mugi Lestari (PP BPPSDMP Kementan)

Sumber :

John Agus Sahputra Pardosi, Arif Ravi Wibowo dan Ebenezer Muaratama Sibarani, 2024.  Keefektivan Ekstrak Daun Sirih Hutan Sebagai Pengendali Serangan Hama Penggerek Buah Kopi Hypothenemus hampei Ferrari di Lapangan.  Jurnal Agro Industri Perkebunan 3 (12), Nopember 2024.

Gusti Indriati, Khaerati dan Arlia Dwi Hapsari, 2016.  Penggerek Buah dan Cabang Pada Tanaman Kopi.  Sirinov  1 (4), April 2016.

Rita Harni, dkk, 2015.  Teknologi Pengendalian Hama dan Penyakit Tanaman Kopi.  Indonesian Agency for Agriculture Reseach and Development (IAARD) Press, Jakarta.

Copyright © cybext.pertanian.go.id
rss twitter facebook