MSPP Vol 12 2025, 11 April 2025
Jakarta – 11 April 2025 Menteri Pertanian Amran Sulaiman menyebut ada peningkatan signifikan pada produksi padi nasional pada tahun ini. hingga Maret 2025, capaian luas tambah tanam meningkat dari 900 hektare menjadi 1,2 juta hektare, terlihat dari capaian bulan Maret ini ada peningkatan dari 900-an ribu hektare menjadi lebih dari 1,2 juta hektare dibandingkan tahun sebelumnya,” ujar Mentan.
Terhadap capaian itu, Mentan mengimbau penanggung jawab lapangan agar menjaga ritme tanam dengan menargetkan luas tambah tanam minimal bisa mencapai 1,6 juta hektare. Selain itu Mentan juga menyampaikan pentingnya evaluasi rutin terhadap luas tambah tanam untuk mencapai target swasembada pangan. Penanggung jawab program di daerah akan dipanggil oleh Kementerian Pertanian apabila terjadi penurunan produksi. “Kalau mau pangan terpenuhi, harus evaluasi harian, bukan bulanan," ujar dia
Musim tanam gadu, yang berlangsung pada musim kemarau, menghadirkan tantangan tersendiri bagi petani, terutama terkait ketersediaan air. Namun, dengan dukungan pemerintah dan strategi adaptif, diharapkan produksi padi tetap optimal untuk memenuhi kebutuhan pangan nasional.
Sementara itu Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Idha Widi Arsanti mengungkapkan bahwa BPPSDMP memiliki peran penting dalam membahas kebutuhan pangan nasional. ”Kami fokus pada peningkatan kualitas sumber daya manusia di sektor pertanian dan pangan, termasuk pengembangan teknologi, pelatihan, dan penelitian yang mendukung ketahanan pangan. Pembahasan mengenai kebutuhan pangan nasional menurut BPPSDMP melibatkan berbagai aspek, seperti memastikan ketersediaan, keterjangkauan, dan keamanan pangan bagi seluruh masyarakat” ujarnya.
Dalam MSPP Vol 12 ini dihadirkan narasumber dari Deputi Klimatologi BMKG Ardhasena Sopaheluwakan dan Kepala Pusat Penyuluhan Pertanian Purwanta menyampaikan bahwa terkait prediksi iklim sangat strategis untuk luas tambah tanam targetnya sangat besar. Berdasarkan data BPS produksi beras dari masing daerah di bulan januari sampai dengan maret naik 50%, cadangan beras tertinggi 10 tahun terakhir berkat kerjasama penyuluh pertanian dan petani. Tantangan selanjutnya karena masuk kedalam target swasembada pangan di bulan April dengan LTT 1,6 juta di semua level di wilayah Indonesia, kunci keberhasilan dari semua sisi termasuk tata kelola pupuk semua karena pengawalan yang baik dari para penyuluh pertanian.
Sedangkan Ardhasena Sopaheluwakan menyampaikan dalam rangka menyongsong musim kemarau 2025, BMKG merilis prediksi musim kemarau ditahun ini. Secara umum iklim kita tahun 2025 normal, musim kemarau akan hadir di Indonesia tetapi tidak akan mengalami dampak gangguan iklim besar seperti El Nino, La nina, dan Indian Ocean Dipole (IOD) sehingga kondisi yang kita hadapi normal pada umumnya, kemarau juga tidak berarti tidak ada hujan, ini menjadi berita baik untuk program percepatan swasembda pangan.
Menurut penyuluh pertanian di Kota Palopo ada kendala saat panen yang dipengaruhi oleh cuaca, sehingga terget swasembada pangan ini dapat tidak tercapai karena masalah iklim tersebut. Selain itu perubahan iklim berkaitan juga dengan hama dan penyakit, ada yang tahan terhadap cuaca basah dan kering, kondisi ini bisa menggagalkan panen yang ada. Untuk itu para petani mengharapkan adanya solusi dan pemberitahuan terkait iklim ini agar para petani dapat bersiap-siap untuk menyongsong musim tanam gadu ini. Harapannya melalui UPT stasiun Klimatologi yang ada di setiap daerah di Indonesia ini dapat membantu memberikan informasi kepada petani dan penyuluh pertanian agar produksi dapat meningkat dan target tercapai. (WY)
REDAKSI
Tentang KamiKontak