Kastrasi adalah kegiatan membuang semua produk generatif yaitu bunga jantan, bunga betina dan seluruh buah, yang berguna untuk mendukung pertumbuhan vegetatif kelapa sawit. Kastrasi dilakukan pada tanaman yang baru mulai berbunga (12-24 bulan), dengan cara membuang bunga muda yang muncul setiap bulan.
Kastrasi harus dilaksanakan jika lebih dari 50% pokok kelapa sawit telah mengeluarkan bunga (jantan dan atau betina), jika terlambat maka ada bunga betina yang akan menjadi buah sehingga pupuk yang diberikan digunakan tanaman untuk buah, padahal buah yang dihasilkan masih belum layak dijual.
Kastrasi merupakan pekerjaan penting sebelum tanaman beralih dari tanaman belum menghasilkan ke tanaman menghasilkan. Pada saat tersebut, bunga-bunga itu masih belum sempurna membentuk buah sampai tanaman berumur sekitar 23 bulan, sehingga tidak ekonomis untuk diolah. Oleh karena itu, semua bunga maupun buah yang keluar sampai dengan umur 23 bulan perlu dibuang atau dikastrasi. Adapun alat yang digunakan untuk kastrasi adalah dodos dengan lebar mata 8 cm dan arit kecil. Pelaksanaan kastrasi terakhir dilakukan 6 (enam) bulan sebelum tanaman memasulki masa panen.
Tujuan Kastrasi
Tujuan kastrasi di perkebunan kelapa sawit adalah: a) Mengalihkan nutrisi untuk produksi buah yang tidak ekonomis ke pertumbuhan vegetatif, sehingga pada saat tanaman sudah menghasilkan, fisik tanaman sudah kokoh dan kuat; b) Memperkuat pokok sawit, karena pokok sawit yang telah dikastrasi cenderung lebih kuat dan seragam dalam pertumbuhannya; c) Mengalihkan hasil fotosintesis dari pertumbuhan generatif ke vegetatif sehingga dapat meningkatkan pertumbuhan vegetatif dan keseragaman tanaman; d) Menjaga sanitasi tanaman, sehingga tanaman menjadi lebih bersih, dengan demikian bisa menghambat atau mengurangi kemungkinan perkembangan hama dan penyakit seperti Tirathaba, Marasmius, tikus dan sebagainya; d) Menghasilkan pertumbuhan tajuk yang lebih cepat; e) Mempermudah proses penyerbukan bunga, karena bagian mahkota bunga lebih bersih; f) Menjaga sanitasi tanaman, sehingga tanaman menjadi lebih bersih, dengan demikian bisa menghambat atau mengurangi kemungkinan perkembangan hama dan penyakit seperti Tirathaba, Marasmius, tikus dan sebagainya; g) Buah yang dihasilkan tanaman menjadi lebih besar, berbobot dan seragam beratnya; h) Memaksimalkan fase vegetatif pada tanaman sehingga tanaman menjadi kokoh pada fase generatif.
Pelaksanaan kastrasi.
Sumber:
REDAKSI
Tentang KamiKontak